Pertengahan April 2016, jet tempur Rusia melakukan manuver agresif di Laut Baltik. Walau dilaporkan tak membawa senjata, tetapi Sukhoi Su-24 itu terbang rendah di dekat kapal perang Amerika Serikat yang melakukan latihan perang bersama militer Polandia. Pentagon memprotes Moskow atas kelakuan pilot yang dinilai, "tidak profesional dan tidak aman."
Jet Rusia lakukan manuver serang kapal AS. |
Saking jengkelnya, Washington mengingatkan Negeri Beruang Merah supaya berhati-hati saat melakukan operasi militer walau sifatnya sekadar latihan. Jangan sampai aksi serampangan pilot memicu konfrontasi.
"Sesuai norma internasional, kami sebetulnya berhak menembak jatuh pesawat asing dirasa mengancam. Tolong mereka memahami bahwa ini bukan perkara main-main," kata John Kerry, Menteri Luar Negeri AS.
Bukan cuma AS saja yang mengeluhkan sepak terjang jet tempur Rusia. Inggris, Israel, ataupun Jepang ternyata mengaku pernah mengalami masalah yang sama. Inggris menuding Rusia punya agenda menyulut Perang Dingin jilid II.
Selama tiga tahun terakhir, manuver ganas Sukhoi maupun pesawat tempur Rusia jenis lainnya dirasa sudah sampai tahap mengganggu. Seringkali jet Rusia melintasi wilayah negara lain tanpa alasan khusus.
Juru bicara Moskow membantah semua tudingan itu, menjelang pertemuan NATO dan militer Rusia pertengahan tahun ini. Namun bekas pilot Uni Soviet mengakui tindakan yuniornya di AU Rusia sekarang agak berlebihan, bahkan dibanding saat era Perang Dingin tiga dekade lalu.
"Manuver tanpa rencana seperti itu bisa memicu insiden yang juga tak kita inginkan," ujarnya kepada the Daily Signal.
Seperti apa dan di mana saja insiden melibatkan aksi jet tempur Rusia bikin militer negara lain meradang?
Baca : Jet Israel ditembaki Sukhoi di wilayah udara Suriah |