Protes Sumur PetroChina, Warga: Kami Hanya Dapat Bau Busuk

Petrochina
Bojonegoro - Kemarahan warga di sekitar proyek pengeboran sumur minyak milik Join Operating Body Pertamina-PetroChina East Java (JOB-PPEJ) di Bojonegoro memuncak. Mereka menyatakan hanya menerima bau busuk dari proyek pengeboran yang sudah berjalan sekitar 8 tahun.

Pencemaran diduga berupa gas hidrogen sulfida. Bau mirip telur busuk, yang diduga dari sumur minyak A Lapangan Sukowati, Kecamatan Kapas ini, kerap membuat warga panik. ”Tidak  ada bantuan, hanya bau busuk,” ujar Widiyanto, warga Dusun Kedung Bajul Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Bojonegoro, kepada Tempo, Senin, 1 Januari 2016.

Widiyanto menyatakan, selama bertahun-tahun, warga dusun tersebut, yang penghuninya sekitar 350 jiwa dari total 3.600 di Desa Sambiroto, itu beberapa kali mencium bau busuk. Ketika bau itu kembali tercium, Minggu, 31 Januari 2016, dia bersama puluhan warga Desa Sambiroto bersemangat memprotes JOB-PPEJ. ”Wajar kalau kami protes,” katanya.
Rini,37, warga lainnya, menyebutkan, selama bertahun-tahun, perusahaan pengeboran minyak itu tidak memberikan bantuan ke masyarakat. Dia merasa belum pernah menerima bantuan selama ada proyek pengeboran JOB-PPEJ. 

Padahal jarak rumah warga dengan lokasi pengeboran tergolong dekat, yakni 300-600 meter. Saat tercium bau busuk, Rini mengungkapkan, sempat ada suara seperti sirine meraung-raung. Warga panik, berlarian ke luar rumah, termasuk dia. 

Kepala Desa Sambiroto Sudjono mengatakan bantuan dari JOB-PPEJ tak tentu. Dia mencontohkan, CSR dari JOB-PPEJ pada 2014 tidak ada. Lalu 2015 sebesar Rp 265 juta, "Tetapi itu pun yang turun hanya Rp 70 juta." Sementara itu, tahun ini belum disebutkan nominalnya. 

Pada saat yang sama, Field Admin Superintendent JOB PPEJ, Akbar Pradima, tidak bisa dihubungi. Adapun Kepala Keamanan JOB-PPEJ Yoga Utama mengatakan sedang berada di luar kota. “Nanti akan ada penjelasan dari perusahaan,” ujarnya singkat kepada Tempo, Senin, 1 Januari 2016.

Seperti diketahui, sebanyak sebelas orang warga Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Bojonegoro, mengalami keracunan gas beracun, semacam H2S (gas Hydrogen sulfide) pada Senin, 1 Februari 2016. Diduga, gas yang membuat pingsan itu berasal dari pengeboran minyak di Sumur A Sukowati, yang dikelola JOB-PPEJ.

Sebelas orang itu mengalami gejala pusing, mual, dan lemas, bahkan dua orang pingsan. Korban dirawat di Rumah Sakit Ibnu Sina dan Rumah Sakit Aisyiyah, Bojonegoro, terhitung sejak Minggu petang, 31 Januari, hingga Senin siang, 1 Februari 2016.

TEMPO

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait