Korut mengatakan akan meluncurkan satelit pengamat dengan roket antara 8 hingga 25 Februari. |
Amerika Serikat mengatakan rencana Korea Utara untuk meluncurkan satelit menegaskan perlunya sanksi dari komunitas internasional yang berdampak nyata terhadap Pyongyang.
Asisten Menlu AS untuk urusan Asia Pasifik, Daniel Russel, mengatakan kepada para wartawan bahwa peluncuran itu merupakan pelanggaran yang mengerikan atas resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Para diplomat kami dalam diskusi yang mendalam di New York tentang bagaimana meningkatkan sanksi, bagaimana menanggapi pelanggaran," tambahnya.
Pyongyang mengatakan akan meluncurkan satelit pengamat dengan menggunakan roket antara tanggal 8 hingga 25 Februari mendatang.
Gambar satelit tentang stasiun peluncuran satelit Korea pada tahun 2015. |
Para pengamat mengatakan bahwa peluncuran ini akan memungkinkan Korut mewujudkan sebagian -dan bukan seluruhnya- dari teknologi yang dibutuhkan untuk melancarkan serangan nuklir jarak jauh.
PBB menerapkan sanksi setelah Korea Utara meluncurkan roket tahun 2012 yang dianggap sebagai uji coba rudal balistik tersembunyi.
Awal Januari, Korut melakukan uji coba bom nuklirnya yang keempat, yang memicu kecaman dunia internasional.
Pemerintah Pyongyang juga mengatakan telah berhasil melakukan uji coba bom hidrogen, tetapi para ahli nuklir masih meragukan pernyataan tersebut karena ledakannya tidak cukup kuat.
BBC