Amerika Serikat Kembali Luncurkan Satelit Angkatan Udara

The 45th Space Wing supported the U.S. Air Force’s twelfth launch of a Boeing-built Global Positioning System IIF satellite aboard a United Launch Alliance Atlas V from Space Launch Complex 41 at 8:38 a.m. EST. GPS is the Department of Defense’s largest satellite constellation with 31-operational satellites on orbit. (Photo by ULA)
Roket Atlas V telah berhasil diluncurkan pada hari Jumat kemarin dari Cape Canaveral. Roket ini membawa satelit yang akan menawarkan bantuan navigasi untuk militer Amerika Serikat serta warga sipil.
Peluncuran tersebut merupakan tahun pertama bagi United Launch Alliance (ULA), satu perusahaan patungan antara Lockheed Martin dan Perusahaan Boeing. Sedangkan bagi Amerika Serikat, Ini adalah peluncuran kedua tahun ini setelah peluncuran Falcon 9 pada bulan Januari lalu. Falcon 9 berhasil ditempatkan pada satelit Jason-3 ke orbit rendah Bumi.

Launch Decision Authority, Kolonel Shawn Fairhurst mengatakan, “Peluncuran hari ini menandai tonggak penting dalam sejarah Global Positioning System. . . . Sebagai gerbang perdana bangsa untuk ruang angkasa, kami bangga menjadi bagian dari tim yang menyediakan GPS dan kemampuan dunia, dan berharap untuk masa depan seperti yang kita mulai persiapkan bagi generasi berikutnya dari satelit GPS III. ”

Tanggal peluncuran IIF-12 sempat ditunda karena pejabat ULA yang disiagakan menyatakan ada kemungkinan masalah dengan konektor listrik di booster Atlas V. Dalam media briefing 29 Januari, Walter Lauderdale, direktur misi GPS IIF-12, mengatakan masalah itu sepenuhnya telah diselidiki dan diselesaikan.

“Kami mengambil waktu untuk memeriksa semua konektor subjek dan diverifikasi integritas konektor mereka. Terus terang, satu atau dua hari keterlambatan tidak mungkin dibandingkan dengan hilangnya aset vital nasional. Itulah sifat fokus yang tajam pada keberhasilan misi,” kata Lauderdale.

Sateli GPS IIF-12 seharga 131 juta dolar Amerika ini merupakan salah satu satelit generasi GPS yang menjanjikan akurasi yang lebih besar, peningkatan sinyal, dan peningkatan kinerja untuk pengguna. Satelit buatan Boeing ini akan bergabung bersama konstelasi 30 satelit GPS operasional lainnya, yang pertama diluncurkan pada tahun 1990.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait