Foreign visitors stand next to a model of the J-31 stealth fighter at the Aviation Industry Corporation of China booth at the Aviation Expo China 2015 in Beijing last September. |
Tiongkok telah membangun sebuah mesin militer yang kuat selama 30 tahun terakhir dan masih terus berjuang untuk mengembangkan mesin canggih yang akan memungkinkan pesawat tempur mereka menyamai kemampuan pesawat tempur Barat dalam suatu pertempuran.
Kementerian Pertahanan Tiongkok mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa “pasti ada kesenjangan” antara teknologi militer Tiongkok dan beberapa negara maju. Namun, Beijing akan terus memperkuat angkatan bersenjatanya.
Di antara isu-isu tersebut misalnya, pesawat siluman China J-20 dan J-31 tidak memiliki kemampuan terbang dengan kecepatan supersonik seperti rival terdekat mereka, Lockheed Martin F-22 dan pesawat siluman F-35. Menurut seorang pakar militer Tiongkok, jet tempur Tiongkok tidak bisa melakukan apa yang dilakukan pesawat tempur Amerika karena teknologi mesin mereka rendah.
Chine People’s Liberation Army Air Force J-31 stealth fighter lands on a runway. (Reuters) |
Dalam setiap konflik, Tiongkok kemungkinan akan bergantung pada jumlah persenjataan di gudang peluru mereka, dengan mengembangkan rudal canggih yang dapat diluncurkan dari kapal perang atau daratan. Namun yang pasti, Tiongkok memprioritaskan untuk mengembangkan mesin pesawat tempur dalam beberapa tahun terakhir.
Kelompok Galleon yang berbasis di Shanghai, dan menyediakan jasa konsultasi untuk industri kedirgantaraan, memperkirakan Beijing akan menghabiskan $ 300 miliar selama 20 tahun berikutnya pada program mesin pesawat sipil dan militer. Beberapa sumber mengatakan, Tiongkok telah menyewa beberapa insinyur asing dan mantan personel angkatan udara untuk bekerja pada pengembangan mesin, meskipun ini tidak bisa dikonfirmasi karena Kementerian Pertahanan Tiongkok menolak berkomentar.
Mesin pesawat tempur terbaik yang dimiliki adalah WS-10A Taihang, dibuat oleh Shenyang Aeroengine Research Institute, sebuah anak perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan perusahaan terbesar Tiongkok, Aviation Industry Corporation of China (AVIC). Dalam perkembangannya sejak akhir 1980-an, pemerintah Tiongkok mengatakan lebih dari 250 pesawat tempur telah dilengkapi dengan mesin generasi keempat J-10s dan J-11s. Tetapi mesin tersebut tidak menghasilkan daya dorong yang cukup dan perlu sering perbaikan.
Untuk menutupi celah kemampuan udara saat ini, Tiongkok telah dilengkapi mesin Rusia pada banyak pesawat tempur mereka. Pada bulan November, Tiongkok mengadakan pembicaraan dengan produsen mesin pesawat Rusia United Engine Corporation, terkait kemungkinan kerjasama pengembangan dan produksi mesin militer. Pada saat yang sama, mereka menandatangani kesepakatan untuk membeli 24 jet tempur Sukhoi Su-35. Terkait hal ini, Kementerian Pertahanan Tiongkok masih menolak mengomentari isi pertemuan tersebut.
The Japan Times