Awal Tahun 2016, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) memiliki sejumlah resolusi dan berharap pengembangan iptek nuklir bisa terus digenjot.
Apalagi survei independen yang dilakukan Sigma Research, menunjukkan hampir 75 persen penduduk Indonesia mendukung pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Setelah dipublikasi akhir tahun 2015, selain survei penerimaan masyarakat terhadap PLTN, Sigma Research juga melaksanakan jajak pendapat tentang dampak dari pemanfaatan teknologi nuklir di masyarakat.
Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto, mengatakan, resolusi Batan tahun ini adalah menjadi lembaga dengan akuntabilitas kinerja terbaik peringkat A, menyelesaikan proses perijinan tapak Reaktor Daya Eksperimental (RDE) dan membantu pemangku kepentingan dalam program iptek nuklir.
"Dengan hasil survei beberapa waktu lalu, target kita adalah mendapatkan jawaban pasti apakah go nuclear atau tidak," katanya di Jakarta, Selasa (5/1).
Sementara itu lanjutnya, terkait target RDE juga diperlukan kepastian penganggaran untuk program 5 tahun ke depan.
Untuk pemanfaatan iptek nuklir di bidang pangan, Batan menargetkan terjadi peningkatan kesejahteraan petani sebesar 20%. Sedangkan di bidang kesehatan, membuka celah kerumitan birokrasi supaya bersedia menggukana teknologi sendiri.
"Sosialisasi akan terus dilakukan dan fokus ke sosialisasi iptek nuklir non energi tetapi rupanya di RPJMN 2015-2019 tetap ada survei PLTN jadi dua-duanya kita laksanakan," ucap Djarot.