Pantau Radiasi Usai Uji Coba Nuklir Korut, China Kerahkan 500 Orang

Uji coba bom hidrogen Korut (Reuters)
Beijing - Pemerintah China mengkhawatirkan adanya radiasi usai uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara (Korut), negara tetangganya. Sebagai antisipasi, China mengerahkan 500 personel untuk memantau dugaan radiasi di wilayahnya.

Uji coba nuklir atau bom hidrogen yang dilakukan Korut, pekan lalu, memicu kecaman banyak pihak, tak terkecuali China yang merupakan satu-satunya sekutu besar Korut. Meskipun banyak pihak meragukan Korut benar-benar berhasil melakukan uji coba bom hidrogen yang mematikan.

Disampaikan Kementerian Lingkungan China, seperti dilansir Reuters, Senin (11/1/2016), lebih dari 500 orang dikerahkan dalam aktivitas pemantauan radiasi. Jumlah itu termasuk 350 orang yang memantau radiasi di sepanjang perbatasan China-Korut, dengan dibantu 37 stasiun pemantauan tetap dan 14 stasiun pemantauan yang berkeliling.

Otoritas China menampilkan foto kendaraan pemantau radiasi yang melaju di jalanan yang dipenuhi salju di sepanjang perbatasan. Salah satu petugas terlihat memantau perlengkapan teknis untuk memantau radiasi.

Dijelaskan pihak Kementerian Lingkungan China, pihaknya telah mengesampingkan dugaan adanya radiasi di wilayah China. Dinyatakan mereka, sejauh ini belum ada hal yang tidak normal yang terdeteksi di wilayah China.

Namun pemeriksaan dan pemantauan tetap harus dilakukan sebagai antisipasi dan bagian dari prosedur penanggulangan urusan darurat. Petugas mengambil sampel udara, kandungan tanah dan juga salju untuk memeriksa kandungan zat radioaktif di dalamnya.

Pekan lalu, warga setempat yang tinggal di dekat perbatasan China-Korut menyatakan kekhawatiran mereka soal dampak uji coba nuklir Korut terhadap lingkungan tempat tinggal mereka. Sebagai negara tetangga dan sekutu Korut, China mengecam keras aktivitas nuklir negara tersebut. Otoritas China pun sepakat pada usulan penjatuhan sanksi PBB yang lebih berat untuk Korut.

China pada dasarnya mengkhawatirkan program nuklir Korut akan mengganggu stabilitas kawasan dan memberikan dalih kepada AS untuk mengirimkan persenjataan dan pasukan di dekat wilayahnya.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait