Sebelum uji penerbangan perdananya, pesawat akan menjalani uji perjalanan di landasan pacu yang luas di pusat pengujian Mitsubishi Heavy Industries di Aichi Prefecture, di pulau Honshu Jepang. Dari sana prototype pesawat akan menjalani uji penerbangan di Pangkalan Udara Gifu Air Field.
Tujuan utama dari program ATD-X Shinshin adalah menciptakan prototype pesawat tempur berteknologi canggih untuk menguji kemampuan industri pertahanan Jepang mengembangkan mesin pesawat yang kuat dan berbagai macam teknologi aplikasi untuk pesawat tempur generasi kelima.
Pesawat tempur generasi kelima rancangan Jepang yang diberi nama F-3 dijadwalkan mulai diproduksi pada tahun 2027. Jepang membuat pesawat tempur siluman sendiri karena keengganan Amerika menjual F-22 Raptor, sementara di pihak lain China sangat agresif mengembangkan pesawat tempur generasi kelimanya.
Pesawat tempur F-3 Jepang nantinya akan dilengkapi mesin dengan daya dorong vectoring, radar AESA, kontrol penerbangan optic (non kabel), kemungkinan persenjataan microwave dan kemampuan perbaikan otomatis pada kontrol penerbangannya sehingga memungkinkan pesawat mendeteksi kegagalan atau kerusakan pada sistem kontrol penerbangannya.
Ikuti kami di instagram @militerysindonesia
Tujuan utama dari program ATD-X Shinshin adalah menciptakan prototype pesawat tempur berteknologi canggih untuk menguji kemampuan industri pertahanan Jepang mengembangkan mesin pesawat yang kuat dan berbagai macam teknologi aplikasi untuk pesawat tempur generasi kelima.
Pesawat tempur generasi kelima rancangan Jepang yang diberi nama F-3 dijadwalkan mulai diproduksi pada tahun 2027. Jepang membuat pesawat tempur siluman sendiri karena keengganan Amerika menjual F-22 Raptor, sementara di pihak lain China sangat agresif mengembangkan pesawat tempur generasi kelimanya.
Pesawat tempur F-3 Jepang nantinya akan dilengkapi mesin dengan daya dorong vectoring, radar AESA, kontrol penerbangan optic (non kabel), kemungkinan persenjataan microwave dan kemampuan perbaikan otomatis pada kontrol penerbangannya sehingga memungkinkan pesawat mendeteksi kegagalan atau kerusakan pada sistem kontrol penerbangannya.