F-35A Mampu Menembakkan Meriam 25 mm, Tapi Masih Ada Masalah Lain…

Pada tanggal 30 Oktober, Angkatan Udara AS dengan pilot Mayor Charles Trickey menembakkan cannon internal GAU-22 25 mm pada pesawat siluman F-35 untuk pertama kalinya.

Dalam video yang dirilis oleh Lockheed Martin terlihat, Trickey menembakkan meriam empat laras selama dua detik pada F-35 prototipe yang dikenal sebagai AF-2. AF-2 adalah pesawat yang sama yang melakukan simulasi pertempuran udara dengan jet tempur F-16D pada bulan Januari.

“Uji penembakan hari ini untuk memastikan fungsi dari beban senjata, getaran dan akustik, semua berfungsi seperti yang diharapkan,” kata Trickey di darat pada akhir tayangan video.

Lockheed Martin merilis video klip itu seakan ingin menunjukkan program F-35 sudah bergerak ke arah yang benar. Sejak penerbangan pertamanya , F-35A yang akan menggantikan pesawat serang darat A-10 Warthog dan pesawat tempur F-16 Viper, masalah senjata cannon internal telah menjadi isu sentral.

Saat ini, si Warthog dan si Viper masih melakukan misi tempur di Irak dan Suriah – misi yang kadang-kadang hanya membutuhkan tembakan meriam jarak dekat. Tidak seperti rudal atau bom dengan hulu ledak yang lebih besar, pilot bisa menembakkan peluru peledak dari meriam lebih dekat dengan pasukan teman sendiri tanpa harus membahayakannya.

Tapi, meskipun membuktikan bahwa meriam GAU-22 25 mm bekerja sesuai yang diharapkan, hal itu tidak membuktikan bahwa F-35 dapat menggunakan meriam dalam waktu dekat. Menurut perhitungan Pentagon sendiri, perangkat lunak yang diperlukan untuk membantu pilot menembakkan meriam pada sasaran yang tepat tidak akan siap untuk setidaknya dua tahun lagi.

Jika pilot tidak mempercayai ketepatan senjatanya, maka pesawat tidak bisa menyerang sasarannya pada jarak dekat. Selain itu, kesuksesan uji penembakan masih memiliki masalah besar lain, yakni kapasitas amunisi. GAU-22 mampu menembakkan 4.000 amunisi per menit atau hampir 70 amunisi per detik. Sayangnya, magasin pada pesawat F-35A hanya mampu menampung 180 amunisi. Walaupun dengan amunisi penuh, pilot yang menembakkan GAU-22 selama dua detik akan menghabiskan hampir dua pertiga cadangan amunisinya. F-16 dilengkapi amunisi 20 mm dua kali lebih banyak dibandingkan F-35. A-10 membawa lebih dari 1.000 amunisi untuk meriam enam laras 30 mm –nya yang benar-benar mengerikan.

Namun, meskipun sejumlah isu yang serius masih mengganggu F-35, kemampuan menembakkan meriam merupakan peristiwa penting bagi program super mahal F-35.

Warisboring

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait