Media Italia, Il Giornale, menulis laporan empat alasan tentang langkah kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama yang saat ini bergerak mendekati perang besar. Kebijakan luar negeri Obama dinilai sudah mengarah ke sudut pandang “pasifisme”.
Kebijakan luar negeri AS, menurut media itu, telah cukup menganggur saat ini. Tapi, itu akan menjadi kesalahan untuk menerapkan kebijakan “pasifisisme” untuk intervensi di Timur Tengah. Pada saat ini, AS secara psikologis telah “ditekan” dengan agresi Rusia di Suriah.
Dalam laporannya, media itu menulis empat alasan mengapa AS mendekati risiko perang besar yang mungkin bisa menjadi bencana.
”Medan perang pertama jelas di Suriah dan Irak,” tulis media Italia itu. ”Obama mengikuti jejak George Bush ketika ia memutuskan untuk membawa pasukan ke Suriah,” lanjut laporan itu yang dikutip Sputnik, Senin (2/11/2015).
Skenario perang besar kedua adalah konfrontasi AS dengan China. Terutama sejak AS nekat mengirim kapal perang USS Lassen ke wilayah yang berjarak 12 mil laut dari pulau buatan yang dibangun oleh China di Laut China Selatan. China telah memberikan peringatan keras, bahwa perang tidak bisa dihindari jika AS mengulangi hal serupa.
”Paradoks politik adalah bahwa Presiden AS memutuskan untuk terbang dalam menghadapi Beijing dengan mengklaim hak kebebasan navigasi, yang dalam tradisi Anglo-Saxon bisa diartikan sebagai motif untuk deklarasi perang,” tulis Il Giornale.
Skenario perang ketiga soal ketegangan AS dan Rusia di Samudera Atlantik. Baru-baru ini, badan-badan intelijen AS sangat khawatir ketika mereka melihat kapal Rusia, The Yantar (Amber) berlayar mendekati pangkalan Angkatan Laut di Kings Bay. Pihak berwenang Amerika percaya bahwa kapal memiliki peralatan yang mampu memutus sistem komunikasi, yang bisa membuktikan bencana bagi Eropa dan AS.
”Situasi itu adalah ketegangan saraf terutama untuk Norwegia, yang terobsesi dengan Ancaman Rusia,” lanjut laporan media Italia tersebut.
Sedangkan risiko perang besar keempat adalah ketegangan Rusia dan AS di Eropa Utara dan Timur. ”Kemudian datang skenario yang paling berbahaya. Di Timur dan Eropa Utara, Obama telah menyesali untuk menarik hampir semua pasukan AS sejak akhir Perang Dingin (dulu ada sekitar 300 ribu tentara di Eropa, dan sekarang kurang dari 30 ribu). Sekarang dia sedang mencoba untuk membuat tentara ilusif untuk menakut-nakuti Rusia,” imbuh laporan Il Giornale. Tapi membawa pasukan dan peralatan militer akan terlalu mahal bagi AS untuk saat ini.
Sekarang ini, sentiman anti-Eropa juga berkembang di kalangan warga dan Kongres AS. Mereka kecewa mengapa Eropa tidak dapat melindungi dirinya sendiri dan mengandalkan sumber daya Amerika dan tentunya dari uang pembayar pajak warga AS.
Kebijakan luar negeri AS, menurut media itu, telah cukup menganggur saat ini. Tapi, itu akan menjadi kesalahan untuk menerapkan kebijakan “pasifisisme” untuk intervensi di Timur Tengah. Pada saat ini, AS secara psikologis telah “ditekan” dengan agresi Rusia di Suriah.
Dalam laporannya, media itu menulis empat alasan mengapa AS mendekati risiko perang besar yang mungkin bisa menjadi bencana.
”Medan perang pertama jelas di Suriah dan Irak,” tulis media Italia itu. ”Obama mengikuti jejak George Bush ketika ia memutuskan untuk membawa pasukan ke Suriah,” lanjut laporan itu yang dikutip Sputnik, Senin (2/11/2015).
Skenario perang besar kedua adalah konfrontasi AS dengan China. Terutama sejak AS nekat mengirim kapal perang USS Lassen ke wilayah yang berjarak 12 mil laut dari pulau buatan yang dibangun oleh China di Laut China Selatan. China telah memberikan peringatan keras, bahwa perang tidak bisa dihindari jika AS mengulangi hal serupa.
”Paradoks politik adalah bahwa Presiden AS memutuskan untuk terbang dalam menghadapi Beijing dengan mengklaim hak kebebasan navigasi, yang dalam tradisi Anglo-Saxon bisa diartikan sebagai motif untuk deklarasi perang,” tulis Il Giornale.
Skenario perang ketiga soal ketegangan AS dan Rusia di Samudera Atlantik. Baru-baru ini, badan-badan intelijen AS sangat khawatir ketika mereka melihat kapal Rusia, The Yantar (Amber) berlayar mendekati pangkalan Angkatan Laut di Kings Bay. Pihak berwenang Amerika percaya bahwa kapal memiliki peralatan yang mampu memutus sistem komunikasi, yang bisa membuktikan bencana bagi Eropa dan AS.
”Situasi itu adalah ketegangan saraf terutama untuk Norwegia, yang terobsesi dengan Ancaman Rusia,” lanjut laporan media Italia tersebut.
Sedangkan risiko perang besar keempat adalah ketegangan Rusia dan AS di Eropa Utara dan Timur. ”Kemudian datang skenario yang paling berbahaya. Di Timur dan Eropa Utara, Obama telah menyesali untuk menarik hampir semua pasukan AS sejak akhir Perang Dingin (dulu ada sekitar 300 ribu tentara di Eropa, dan sekarang kurang dari 30 ribu). Sekarang dia sedang mencoba untuk membuat tentara ilusif untuk menakut-nakuti Rusia,” imbuh laporan Il Giornale. Tapi membawa pasukan dan peralatan militer akan terlalu mahal bagi AS untuk saat ini.
Sekarang ini, sentiman anti-Eropa juga berkembang di kalangan warga dan Kongres AS. Mereka kecewa mengapa Eropa tidak dapat melindungi dirinya sendiri dan mengandalkan sumber daya Amerika dan tentunya dari uang pembayar pajak warga AS.