Korsel Waspadai Pedoman Kerjasama Militer Baru Jepang-AS

Korsel Waspadai Pedoman Kerjasama Militer Baru Jepang-AS
Pemerintah Korea Selatan (Korsel) menanggapi dengan hati-hati, dan mewaspadai pedoman kerjasama militer baru Amerika Serikat (AS)-Jepang, sekaligus menuntut konsultasi erat dengan Parlemen Korsel atas masalah keamanan di semenanjung Korea.

Berdasarkan pedoman baru tersebut, Jepang boleh menembak jatuh peluru kendali, yang menuju AS, dan memberikan bantuan kepada negara pihak ketiga yang diserang, jika serangan tersebut dianggap sebagai ancaman bagi keamanan Jepang.

Korsel khawatir peraturan baru kerja sama pertahanan itu, yang diluncurkan pada Selasa 28 April, memungkinkan Jepang melaksanakan doktrin ‘pertahanan diri bersama’ di semenanjung Korea tanpa izin.

“Pemerintah mengharapkan AS dan Jepang untuk menerapkan cara-cara yang berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas regional, serta mempertahankan konsultasi erat dalam masalah yang berkaitan dengan keamanan di Semenanjung Korea dan kepentingan nasional kita,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Korsel, seperti dikutip AFP, Rabu (29/4/2015).

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel menegaskan kembali bahwa persetujuan dari Korsel mutlak diperlukan untuk setiap kegiatan militer Jepang di sekitar zona operasional Korsel.

Jepang dan Korsel adalah dua sekutu militer utama AS di Asia, namun hubungan diplomatik di antara kedua negara tersebut beberapa kali terdengar tegang.

Hingga saat ini tidak ada reaksi segera dari Korea Utara terkait dengan pedoman baru tersebut.

Pada bulan lalu, harian Korut, Rodong Sinmun, memperingatkan bahwa ada upaya AS untuk memperketat cengkeramannya pada daerah Semenanjung Korea yang akan mengarahkan kepada konflik militer dan perlombaan senjata nuklir. (Okezone)

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait