Koalisi Arab Terus Gempur Syiah Huthi di Yaman

Ilustrasi
Arab Saudi yang didukung 10 negara mitra koalisinya memperluas serangan udara ke posisi pemberontak Syiah Huthi di Yaman. Riyadh menyatakan akan melancarkan segala opsi untuk mencegah tumbangnya pemerintahan di bawah presiden Abedrabbo Mansour Hadi.

Hadi tiba di Riyadh Kamis (26/3), yang disebutkan hanya transit saat menuju ke Mesir untuk menghadiri KTT Liga Arab. Pemberontak Huthi yang beraliran Syiah berhasil merebut ibukota Sanaa dan memaksa presiden Mansour Hadi yang Sunni mengungsi ke Aden. Diduga seiring gerak maju Huthi ke selatan Yaman, Hadi kini terpaksa menyingkir ke Arab Saudi.

Sambil memaki Iran sebagai agresor yang melintasi perbatasan negara, angkatan udara koalisi Arab Saudi membom kawasan kota Sanaa, serta kubu pemberontak di provinsi Amran di utara dan depot logistiknya di Saadi di selatan. Laporan saksi mata menyebut sedikitnya 39 warga sipil tewas akibat serangan udara dinihari Jumat (27/3).

Konflik dicemaskan meluas

Iran yang dituding mendukung pemberontak Huthi di Yaman bereaksi membalas kecaman Arab Saudi. Jurubicara kementrian luar negeri di Iran, Marsieh Afcham menyebut intervensi militer Saudi itu sebagai langkah berbahaya yang melanggar hukum internasional. Teheran juga memperingatkan, konflik sektarian di Yaman setelah diintervensi justru bisa meluas ke seluruh kawasan Timur Tengah.

Untuk operasi militer di Yaman, Arab Saudi dilaporkan mengerahkan 100 jet tempurnya. Didukung 30 jet tempur Uni Emirat Arab, masing-masing 15 dari Kuwait dan Qatar serta 12 jet tempur dari Bahrain. Selain itu Arab Saudi juga memobilisasi 150.000 serdadunya ke perbatasan dengan Yaman. Mesir sudah mengisyaratkan siap berkontribusi untuk mendukung serangan darat koalisi Arab.

Amerika Serikat juga menyatakan akan mendukung logistik dan bantuan intelejen. Pakistan mengatakan mendukung Arab Saudi (27/3) tapi belum memutuskan dukungan militer. Juga Turki sudah mengumumkan dukungannya terhadap Riyadh.

Di lain pihak, Iran menuntut segera dihentikannya operasi militer koalisi Arab di Yaman. Sementara Cina menyatakan kekhawatirannya dan mengimbau dilakukan dialog. Akibat konflik sektarian antara kaum Syiah dan Sunni di Yaman, negara miskin di jazirah Arab itu terjerumus dalam kondisi perang saudara. DW indonesia

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait