DEPOK - Krisis di Negeri Yaman belum berakhir. Sebagaimana diinformasikan, sedikitnya 26 orang tewas akibat bentrokan antara warga Sunni dan Syiah di wilayah selatan Yaman sepekan setelah kelompok pemberontak Houthi mengambil alih kekuasaan politik negara itu.
Untuk mencegah agar konflik tidak meluas lagi, Deputi Direktur International Conference of Islami Scholars (ICIS) Arif Zamhari menyerukan agar pihak yang terlibat konflik di Yaman berdamai. Menurutnya, sudah saatnya mereka yang bertikai agar memikirkan kembali rakyat Yaman secara keseluruhan.
"Kita menyerukan perdamaian di antara kubu yang berkonflik di Yaman. Jangan sampai, berujung pada perang sipil berkepanjangan dan berujung pada disintegrasi," ujarnya di Depok, Minggu (15/2/2015).
Arif mengungkapkan, efek yang ditimbulkan dari konflik di Yaman bukan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, justru menjerumuskan rakyat pada jurang kemiskinan. Dia menambahkan, bila konflik berkepanjangan terjadi, maka kepentingan asing akan masuk.
"Lagi-lagi melihat Negara di Timur Tengah yang sedang konflik, maka intervensi asing masuk itu kepentingan nasional yang dirugikan. Kita minta agar semua rakyat yang terlibat konflik Yaman agar merenungkan kembali, rekonsiliasi untuk kesejahteraan rakyat. Jangan sampai, Yaman jatuh dalam perang sipil yang merugikan kepentingan nasional," paparnya.
Ia menambahkan, Yaman merupakan tempat suci karena dikenal sebagai negeri para Wali Allah. Bahkan, lanjutnya, Yaman memiliki sejarah panjang dengan Indonesia. Terutama dalam penyebaran agama Islam. Selain itu, Yaman telah banyak melahirkan para ulama, habaib dan cendekiawan muslim.
Untuk mencegah agar konflik tidak meluas lagi, Deputi Direktur International Conference of Islami Scholars (ICIS) Arif Zamhari menyerukan agar pihak yang terlibat konflik di Yaman berdamai. Menurutnya, sudah saatnya mereka yang bertikai agar memikirkan kembali rakyat Yaman secara keseluruhan.
"Kita menyerukan perdamaian di antara kubu yang berkonflik di Yaman. Jangan sampai, berujung pada perang sipil berkepanjangan dan berujung pada disintegrasi," ujarnya di Depok, Minggu (15/2/2015).
Arif mengungkapkan, efek yang ditimbulkan dari konflik di Yaman bukan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, justru menjerumuskan rakyat pada jurang kemiskinan. Dia menambahkan, bila konflik berkepanjangan terjadi, maka kepentingan asing akan masuk.
"Lagi-lagi melihat Negara di Timur Tengah yang sedang konflik, maka intervensi asing masuk itu kepentingan nasional yang dirugikan. Kita minta agar semua rakyat yang terlibat konflik Yaman agar merenungkan kembali, rekonsiliasi untuk kesejahteraan rakyat. Jangan sampai, Yaman jatuh dalam perang sipil yang merugikan kepentingan nasional," paparnya.
Ia menambahkan, Yaman merupakan tempat suci karena dikenal sebagai negeri para Wali Allah. Bahkan, lanjutnya, Yaman memiliki sejarah panjang dengan Indonesia. Terutama dalam penyebaran agama Islam. Selain itu, Yaman telah banyak melahirkan para ulama, habaib dan cendekiawan muslim.