Ibu Guru Ini Jadi ‘Sniper’ Melawan ISIS


KOBANI - Seorang perempuan yang merupakan ibu guru dari satu sekolah dasar Kurdi, mengisahkan bagaimana dia berhenti dari pekerjaannya lalu berperang melawan kelompok yang menamakan diri Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di garis depan di dekat kota Kobani di Suriah.

Perempuan Kurdi bernama Denis Sipan itu meninggalkan sekolahnya di Kurdistan yang masuk wilayah Suriah lima bulan lalu. Dia kemudian bergabung dengan sebuah kelompok pemberontak Unit Perlindungan Rakyat Kurdi atau dikenal dengan nama YPG sebagai seorang penembak jitu (sniper).

Pasukan Kurdi membuat sejumlah kemajuan baru dua hari lalu di dekat Kobani, di mana ISIS menyerah pada pekan lalu. Kemajuan itu membuat jumlah desa yang berhasil direbut kembali dari cengkeraman ISIS di sekitar Kobani menjadi 50 buah. “Jika kami tidak melawan, seluruh daerah akan dipenuhi ISIS, dan mereka akan menghancurkan segala sesuatu,” kata Denis Sipan kepada CBS News.

Saat ditanya apa yang akan membuatnya berhenti bertempur dan kembali mengajar? Sipan menjawab, “Saya tidak berpikir hal itu akan terjadi. Saya harus melindungi diri saya, teman-teman saya, rakyat saya, dan negara saya.”

Dia juga mengungkapkan, walau YPG dan kelompok-kelompok pemberontak membuat kemajuan dalam melawan ISIS, mereka kekurangan peralatan perang. Dia, misalnya, terpaksa harus berbagi senapannya dengan seorang sniper lain.

Sipan bertempur bersama para relawan lokal. Dia tergabung dalam sebuah kelompok yang terdiri dari para petani gandum, ibu rumah tangga, dan pemilik toko. Mereka menggunakan senjata-senjata yang mereka beli di pasar gelap.

Kelompok Hak Asasi Manusia Observatorium Suriah mengatakan, YPG, yang didukung para pemberontak seperti Sipan, terus merangsek ke pedesaan-pedesaan di sekitar Kobani tanpa menemui resistensi dari ISIS. “Begitu YPG masuk ke sebuah desa, ISIS menarik para petempurnya,” kata Direktur Observatorium, Rami Abdel Rahman.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait