Bantahan Lockheed Martin soal Kemampuan F-35


Setelah beberapa waktu lalu JKGR menurunkan artikel yang menampilkan kinerja pesawat F-35 yang sepertinya lemah (baca: Kenapa Flanker Rusia Masih Bisa Mengalahkan Siluman F-35 ) maka kali ini akan ditampilkan ringkasan bantahan dari Lockheed martin. Setidaknya dengan ringkasan ini bisa dinilai kemampuan F-35 secara obyektif dan bisa menjadi bahan analisa atas kemampuan F-35 dan proyeksi kemampuan TNI AU untuk menghadapinya kelak.

F-35 memiliki radius tempur yang pendek

F-35A memiliki radius tempur di atas rata-rata pesawat Amerika. Range F-35A adalah 584 mil laut (InsideDefense, 2012), JAS 39 Gripen memiliki radius tempur 432 mil laut dan F-18 memiliki radius tempur sekitar 500 mil laut tergantung pada konfigurasi. F-22A Raptor memiliki radius tempur sekitar 540 mil laut. Sedangkan F-16 lebih payah lagi dengan radius tempur 340 mil laut.



F-35 memiliki manuver yang terbatas karena badan yang tambun (mirip kalkun)
Kebanyakan manuver pesawat lain yang ditampilkan tanpa menggotong tangki bahan bakar cadangan dan persenjataan yang biasa dibawanya. SU-35 sering bermanuver yang ekstrem dengan badan pesawat yang bersih (tanpa beban senjata). F-35 dengan senjata di internal pesawat tidak akan dibebani masalah ini.



Upgrade pesawat akan meningkatkan aspek-aspek tertentu dari manuver keseluruhan F-35 dari waktu ke waktu. Perbaikan ke Blok 6 termasuk upgrade propulsi bisa mencakup daya dorong vectoring, supercruise dan peningkatan tenaga mesin. Namun, Blok 6 tidak akan beroperasi sampai melewati 2017 (Blok 3F operasional 2017). Secara keseluruhan ketika karakteristik manuver F-35 yang dikombinasikan dengan aspek-aspek lain (kemampuan dogfight), menjadikan F-35 adalah pesawat yang mematikan bagi lawan.

Ruang senjata internal yang kecil

Saat ini ruang senjata internal F-35 hanya bisa menampung maksimal empat rudal udara ke udara anti pesawat. Pesawat tempur lawan dapat membawa sedikitnya delapan rudal anti pesawat. Kelemahan ini bisa diatasi dengan penggunaan rudal anti pesawat yang lebih canggih. Amerika memiliki beberapa rudal tercanggih di dunia saat ini.


Rudal AIM-120D memiliki data link dua arah, sistem pemandu GPS tambahan dan daya jangkau yang 50% lebih besar dari pendahulunya AIM-120C7. Secara khusus daya jangkau yang besar dari AIM-120D yang membedakannya dari rudal pesaingnya. AIM-120D berdaya jangkau 180km, MBDA Meteor 100km, Vympel R-77M-PD (Povyshlenayya Dal’nost ‘)milik Rusia 148km.

Rudal AIM-9X blok2, rudal berpandu infra merah terbaru dengan fitur flare rejecting IR seeker dan desain trust vertoring. Dengan helmet mounted display (HMD) dapat ditembakkan walau lawan berada pada sudut 90 °.

Rudal CUDA : Alternatif kedua untuk mengatasi kapasitas rudal F-35 adalah penggunaan rudal revolusioner yang dijuluki “CUDA”. CUDA Lockheed yang dirancang adalah rudal kecil peluru kendali yang tidak memiliki hulu ledak. Sebaliknya, CUDA menggunakan energi kinetik dari kecepatannya yang tinggi untuk membunuh target (Air Force Magazine, 2013) Akibatnya, ukuran CUDA jauh lebih kecil daripada rudal konvensional AIM-120D (seukuran bom berdiameter kecil). Jika kelak rudal ini sudah operasional maka F-35 bisa menggotong rudal CUDA hingga 12 buah. Selain dari informasi yang dibahas di atas, hampir tidak ada informasi yang dirilis tentang CUDA karena sifat rahasianya.

Gas Buang yang terlalu Panas

Banyak metode yang digunakan pesawat tempur untuk mendeteksi target diantaranya adalah IRST (Infrared Search and track) . Penggabungan sistem ini telah menjadi semakin standar pada pesawat tempur yang dibangun Rusia. Untuk mengurangi efektivitas sistem IRST Rusia, F-35 didesain dengan sejumlah fitur untuk mengurangi jejak Infra Merah (IR)

AGM-154 JSOW adalah rudal jelejah berpandu GPS. Ruang bom internal F-35 dapat menampung dua AGM-154 di samping dua rudal anti pesawat. Dalam misi untuk menghancurkan pertahanan udara musuh, beberapa F-35 yang akan membawa JSOW sementara yang lain akan memberikan pengawalan dengan beban penuh rudal anti pesawat.

Sumber : http://manglermuldoon.blogspot.com/2013/01/canada-and-f-35.html

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait