Radar TNI AU Belum Menangkap Ada Pelanggaran Udara

Pangkosek Hanudnas II Makassar, Marsma TNI A. Joko Takarianto didampingi Danlanud Tarakan Kolonel Pnb Umar Fathurrohman (kanan) dan Dansatradar 225 Tarakan Mayor Lek M.Suarna Hasal saat meninjau Lanud dan Satradar 225 Tarakan, kemarin.
Indonesia bagian utara menjadi perhatian serius Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosek Hanudnas) II. Hal ini diungkapkan Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosek Hanudnas) II Makassar, Marsekal Pertama (Marsma) TNI A. Joko Takarianto saat tiba di base ops Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Tarakan kemarin (27/9).

Marsma TNI A. Joko Takarianto mengatakan, kedatangannya ini untuk mengecek kesiapan operasional radar sebagai perpanjangan tangan Kosek Hanudnas II untuk mengamankan wilayah udara nasional di sekitar perbatasan dengan wilayah Malaysia dan wilayah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II.

“Komandan Satrad (Satuan Radar 225 Tarakan, Red.) sudah melaporkan kepada kami, semuanya bagus. Untuk peralatan dan kesiapan operasionalnya juga cukup tinggi. Kami juga siap meng-cover wilayah udara nasional terhadap pesawat-pesawat yang sudah berizin maupun yang melanggar wilayah kedaulatan NKRI,” tegas Joko Takarianto.

Dijelaskannya, sejak Januari 2016 sampai saat ini, belum ada pergerakan pelanggaran terlihat di radar Plessey AR 325 Commander.

Terakhir di penghujung 2015, radar ini menangkap pergerakan pesawat un-identification dan langsung melaporkan ke Makassar dan langsung menurunkan skuadron tempur.

“Kami sudah menunjukkan kepada dunia bahwa kami adalah penjaga langit Indonesia, karena itu jika ada pesawat yang melanggar akan kami sergap dan melakukan pendaratan paksa. Itu juga sebagai shock therapy kepada mereka agar tidak mencoba memasuki wilayah NKRI,” lanjutnya.

Joko Takarianto menyatakan di mana pun di dunia ini, negara-negara yang berbatasan pasti akan menjaga perbatasannya masing-masing agar tidak terjadi perselisihan antar negara. “Kami harapkan ke depannya wilayah teritorial akan aman, karena kami akan beroperasi mengawasi sepanjang tahun dengan waktu non stop,” tuturnya, sembari langsung berangkat mengunjungi Satuan Radar 225 Tarakan, yang juga menjadi salah satu agenda kunjungan kerjanya di jajaran bawahan Kosek Hanudnas II Makassar.

Sementara itu, Lanud TNI AU Tarakan saat ini masih dalam proses pembangunan. Dikatakan Komandan Lanud Tarakan Kolonel Pnb Umar Fathurrohman, pembangunan lanud ini merupakan tindak lanjut arahan dari Panglima TNI, seiring kekuatan udara Indonesia yang pindah dari Makassar ke Tarakan.

“Sebelum pesawat tempur stay di sini, kami akan mempersiapkan dulu pembangunan shelter seperti yang sekarang sedang dibangun,” jelas Umar.

Jenis pesawat tempur yang akan ditempatkan di lanud ini di antaranya F16, Sukhoi, T-50, dan Hawk. Proses pembangunan lanud ini ditargetkan akan selesai tahun depan dengan jumlah lima shelter.

“Untuk sementara, kami hanya bangun pangkalan aju (utama) saja, yang hanya diisi oleh pesawat tempur. Jika suatu saat akan jadi pangkalan induk, pasti akan ada hanggar (tempat) di sini untuk memperbaiki pesawat rusak. Pesawat yang ada sekarang, pesawat siap operasi. Jika pesawat kami rusak langsung dibawa ke Makassar,” ungkapnya.

Umar juga mengatakan, jika ada 1 skuadron(satuan dalam angkatan udara yang biasanya terdiri dari 12 sampai 24 pesawat) mungkin saja akan bangun 16 shelter. “Dari segala tempat akan kami siapkan tempat yang strategis, mungkin untuk amunisi udara yang sudah siap dengan pesawat tempur. Umar juga berencana akan membuat tanggul di ujung dermaga yang langsung berbatasan dengan lautan, dengan maksud jika sewaktu-waktu ada amunisi yang lepas kendali, tanggul ini dapat menahannya.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait