Rusia Siap Respons Rencana AS Sebar Sistem Rudal MK41 di Eropa


Rusia akan dipaksa untuk mempertimbangkan dan menanggapi rencana Amerika Serikat (AS) yang akan menyebarkan sistem rudal Aegis Ashore MK41 di Eropa. Hal itu disampaikan  Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov pada hari Senin (26/11/2018).

Ryabkov mengatakan Rusia akan melihat penempatan sistem rudal semacam itu sebagai pelanggaran perjanjian kontrol senjata nuklir yang bernama resmi Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) Treaty 1987.

Menurutnya, Moskow ingin menyelamatkan perjanjian INF jika Amerika Serikat mematuhinya.

"Berlawanan dengan perjanjian itu, peluncur yang disebutkan itu memungkinkan penggunaan tempur rudal jelajah jarak menengah Tomahawk dan senjata penyeran lainnya dari darat. Kami menganggap ini sebagai pelanggaran langsung dan mencolok dari Perjanjian INF," kata Ryabkov kepada wartawan, yang dikutip Reuters.

Diplomat Moskow itu tak merinci respons apa yang akan dilakukan negaranya jika Washington benar-benar mengerahkan sistem rudal canggih itu di Eropa. Namun, Kremlin sudah jauh hari memperingatkan bahwa Eropa akan menjadi target jika dijadikan tuan rumah persenjataan nuklir Washington.

Presiden AS Donald Trump telah menegaskan Washington akan keluar dari traktat era Perang Dingin yang mewajibkan AS dan Rusia menghancurkan senjata nuklir kelas menengah tersebut. Menurut Trump, Moskow tidak mematuhi traktat itu.

Perjanjian INF ditandatangani Presiden Ronald Reagan dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada 1987. Dengan traktat itu, kedua negara harus menghancurkan senjata nuklir jarak pendek dan menengah serta misil konvensional. 

”Rusia tidak (menghancurkan senjata nuklir), untuk itu kita menghentikan kesepakatan tersebut dan kita akan keluar dari kesepakatan tersebut,” ujar Trump Oktober lalu.

”Rusia telah melakukan pelanggaran selama bertahun-tahun,” katanya.

”Saya tidak tahu kenapa Presiden (Barack) Obama tidak melakukan negosiasi atau menarik diri (dari INF),” tuturnya. Pada 2014, Presiden Obama menuding Rusia melanggar INF setelah Moskow melakukan uji coba peluncuran misil. Dia dilaporkan tidak menarik AS keluar dari Perjanjian INF karena ditekan para pemimpin Eropa. 

Para pemimpin Eropa takut jika AS keluar dari Perjanjian INF, maka perlombaan senjata akan kembali dimulai. Penasihat Keamanan Nasional Trump, John Bolton, dalam kunjungannya ke Moskow beberapa waktu lalu mengonfirmasi rencana pemerintah Trump untuk keluar dari Perjanjian INF.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait