Pantau Program Nuklir, Korut Diminta Buka Pintu untuk Inspektur IAEA


Kepala pengawas atom PBB meminta Korea Utara (Korut) untuk mengizinkan inspektur badan itu kembali ke negara tersebut untuk memantau program nuklirnya. Hal itu diungkapkan pada pertemuan dewan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). 

Direktur Jenderal (Dirjen) IAEA Yukiya Amano mencatat bahwa Pyongyang pada September berbicara tentang tindakan denuklirisasi termasuk pembongkaran permanen fasilitas nuklir di Yongbyon. Fasilitas nuklir Yongbyon adalah sebuah reaktor yang menghasilkan plutonium.

Amano mengatakan ada aktivitas yang diamati di Yongbyon, tetapi tanpa akses, agensi tidak dapat mengkonfirmasi sifat dan tujuan dari kegiatan ini.

Pada konferensi pers Kamis malam, dia mengatakan dia tidak bisa menjelaskan kapan tepatnya aktivitas itu diamati.

Inspektur IAEA diusir dari Korut pada 2009 tetapi Amano mengatakan badan itu terus mempersiapkan kemungkinan untuk mereka masuk kembali.

"Badan ini terus meningkatkan kesiapannya untuk memainkan peran penting dalam memverifikasi program nuklir (Korea Utara) jika kesepakatan politik tercapai di antara negara-negara terkait," katanya. 

"Saya kembali meminta (Korea Utara) untuk sepenuhnya mematuhi kewajibannya di bawah resolusi yang relevan dari Dewan Keamanan PBB dan dewan IAEA, untuk bekerja sama segera dengan agen dan untuk menyelesaikan semua masalah yang luar biasa," imbuhnya seperti dikutip dari CBS News, Sabtu (24/11/2018).

Pada pertemuan Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un pada bulan Juni kedua pihak berjanji untuk bekerja menuju denuklirisasi lengkap di Semenanjung Korea.

Sejak itu, beberapa langkah konkret telah dilakukan terhadap pembongkaran program senjata nuklir Korut secara menyeluruh dan tidak dapat dibalikkan yang telah diminta oleh Washington.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait