Di Masa Konfrontasi Indonesia Ledakkan Singapura 42 Kali


Tanggal 10 Maret 1965, pukul 15.07 waktu setempat, bom itu meledak di lantai dasar Gedung MacDonald di Jalan Orchard, Singapura.

Ledakan itu menghancurkan pintu salah satu lift, sementara gelombang ledakannya memecahkan kaca hingga ke lantai sembilan. Dinding yang memisahkan tangga dan kantor Hongkong and Shanghai Bank di dalam gedung itu pun runtuh. 

Hari itu hujan turun membasahi bumi Singapura. Ketenangan berubah menjadi panik dan histeria. 

Tiga orang tewas dalam ledakan itu. Dua tewas di tempat, seorang lainnya tewas dalam perawatan. Dua orang yang tewas di tempat adalah Elizabeth Suzie Choo (36) dan Juliet Goh (23). Ny. Choo adalah sekretaris di Hongkong and Shanghai Bank, sementara Nn. Goh menurut catatan The Straits Times adalah juru ketik di bank itu. Tubuhnya ditemukan di bawah reruntuhan. 

Korban tewas ketiga adalah Muhammad Yasin Kesit (45), seorang supir. Akibat ledakan itu ia koma sebelum akhirnya meninggal dunia.

Selain mereka, sebanyak 33 orang lain yang ada di gedung berlantai 10 itu mengalami luka-luka.

Peristiwa ledakan MacDonald House sampai sekarang masih dikenang Singapura. Pemerintah memasang sebuah plakat khusus untuk mengenangnya. 

Ketika serangan itu terjadi Singapura masih merupakan bagian dari Malaysia. Baru lima bulan setelah peristiwa itu Singapura berpisah dari Federasi Malaysia. 

Menutut catatan The Straits Times edisi hari ini (Rabu, 12/2), selama masa konfrontasi Indonesia dan Malaysia antara September 1963 hingga May 1965, Singapura menjadi salah satu kota Federasi Malaysia yang menjadi sasaran serangan Indonesia. 

Sepanjang periode itu setidaknya ada 42 kali pengeboman yang dilakukan Indonesia. 

Peristiwa ledakan lain yang cukup dikenang terjadi pada 13 April 1964 di Jalan Rebong. Seorang wanita dan anaknya tewas dalam serangan itu, sementara enam lainnya luka-luka. 

Tiga hari setelah itu, sebuah telepon umum di persimpangan Jalan Betek, Jalan Timun dan Jalan Badarah meledak, mengakibatkan empat lelaki dan seorang wanita terluka. 

Hingga bulan Agustus 1966 ketika konfrontasi berakhir ditandai penandatanganan perjanjian damai, sebanyak tujuh orang Singapura tewas dan lebih dari 51 lainnya terluka dalam berbagai serangan yang terjadi.

Sumber : RMOL

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait