![]() |
Rusia tuding badan intelijen AS, CIA, mendukung kelompok teroris Chechnya. |
MOSKOW - Presiden Rusia, Vladimir Putin, menuduh Amerika Serikat (AS) membiayai kelompok militan Islam di Chechnya, Kaukasus utara, selama dua kali peperangan di negara itu. Selain itu, Putin mengaku ada bukti jika badan intelijan AS CIA mengaku tetap berhubungan dengan teroris, membentuk mereka sebagai oposisi.
"Jika kita berbicara tentang dukungan politik, tidak perlu membuktikan bukti. Ini telah dilakukan secara terbuka, terbuka. Dan jika kita berbicara tentang dukungan finansial yang mendesak, kita memiliki bukti seperti itu dan selanjutnya telah memberikannya kepada rekan-rekan AS kita,"kata Putin saat diwawancara oleh Oliver Stone seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (13/6/2017).
Putin mengungkapkan bahwa dia telah mengkonfrontir dengan George W. Bush tentang CIA yang mendukung milisi Chechnya dan mendapat tanggapan dari Bush bahwa dia akan "mengkonfrontirnya".
Kemudian, bagaimanapun, Moskow mendapat sepucuk surat dari CIA melalui "saluran mitra," yang menyarankan tidak akan ada perubahan dalam kebijakan mengenai masalah ini.
"Benar, kami kemudian menerima surat melaui saluran kemitraan dari CIA AS, yang mengatakan bahwa rekan kami menganggap bahwa mereka memiliki hak untuk memelihara hubungan dengan semua perwakilan oposisi dan akan terus melakukannya," ungkap Putin.
"Jelas bahwa ini bukan hanya tentang kelompok oposisi, tapi juga tentang kelompok dan organisasi teroris," kata Putin.
Menyinggung masalah keadaan hubungan AS-Rusia saat ini, Putin mengatakan bahwa jika strategi AS menuju Rusia memang terfokus pada mengganggu ekonomi dan menggulingkan pemerintahnya untuk mendapatkan persediaan nuklirnya yang luas, maka hal itu sangat picik.
"Saya pikir itu adalah kebijakan yang salah karena pemahaman hubungan dengan Rusia tidak ditujukan untuk masa depan. Orang-orang, yang berpikir seperti itu, tidak melihat lebih jauh dari 25-50 tahun ke depan," kata Putin, menambahkan bahwa upaya untuk mengubah negara Rusia menjadi negara bawaan pasti akan menjadi bumerang.
Presiden Rusia tersebut berpendapat bahwa AS telah merasa masuk akal bahwa Washington dapat melakukan semuanya tanpa konsekuensi apapun, khususnya setelah keruntuhan Uni Soviet.
"Dalam situasi seperti ini, seorang pria atau negara mulai membuat kesalahan. Negara mulai berfungsi tidak efektif. Satu kesalahan mengikuti yang lain. Itulah jebakan yang, seperti yang saya duga, Amerika Serikat terperangkap," tukas Putin.
Sumber : Sindonews