Buk-M3 adalah sistem misil darat-ke-udara jarak menengah yang merupakan modernisasi dari sistem Buk-M2. Sumber: Press Photo |
Unit pertahanan udara dari Distrik Militer Timur Rusia menjadi yang pertama di daerah Siberia dan Timur Jauh untuk menggunakan sistem pertahanan antimisil canggih Buk-M3.
Sputnik mengutip harian Izvestia bahwa menurut pengamat, sistem tersebut dikerahkan demi berjaga-jaga bila situasi di Semenanjung Korea memburuk.
Latihan personel militer untuk pertempuran dengan sistem canggih tersebut akan dimulai bulan Juni ini dan berlangsung selama dua bulan, ujar seorang sumber di Kementerian Pertahanan Rusia.
Buk-M3 adalah sistem misil darat-ke-udara jarak menengah yang merupakan modernisasi dari sistem Buk-M2. Ia memiliki sistem komputer digital terbaru, sistem pertukaran data cepat, dan mampu mendeteksi target udara yang terbang di ketinggian sangat rendah (lima meter keatas).
Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat sejak awal 2016 ketika Pyongyang mengadakan uji coba nuklir dan tembakan misil balistik. Selama setahun terakhir, negara yang dipimpin Kim Jong-un itu telah melaksanakan lebih dari 20 kali uji coba peluncuran misil.
AS merespons tindakan tersebut dengan mengerahkan sistem misil THAAD ke Korea Selatan, yang merupakan aliansi Negeri Paman Sam, meskipun hal tersebut ditentang Moskow dan Beijing.
Di lain sisi, Rusia turut “melakukan segala hal yang diperlukan seandainya hal yang tak terjadi diinginkan”, salah satunya dengan mengadakanlatihan militer tambahan di Timur Jauh serta mengecek kesiapan personel tentara yang ditempatkan di perbatasan negara.