AS Hendak Jual Senjata Rp18,6 Triliun ke Taiwan, China Marah

Amerika Serikat berencana menjual paket senjata senilai lebih dari Rp18,6 triliun kepada Taiwan. 

WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana untuk menjual senjata senilai lebih dari USD1,4 miliar atau lebih dari Rp18,4 triliun kepada Taiwan. Rencana itu membuat China marah.

Beijing dalam sebuah pernyataan menyatakan bahwa rencana penjualan tersebut bertentangan dengan semangat pembicaraan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping beberapa waktu sebelumnya.

”Pemerintah telah secara resmi memberi tahu Kongres tentang tujuh penjualan (alat) pertahanan yang diusulkan untuk Taiwan, saat ini bernilai sekitar USD1,42 miliar,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert, hari Kamis, yang dilansir Reuters, Jumat (30/6/2017).

Nauert menambahkan, rencana penjualan senjata kepada Taiwan tidak mengubah pada kebijakan ”satu-China” yang telah berlangsung lama di Amerika.

Menurut Departemen Luar Negeri AS, senjata tersebut untuk mendukung kemampuan pertahanan diri pulau otonom Taiwan.

Rencana penjualan senjata AS sejatinya sudah bergulir sejak Maret lalu. Beijing mengecam rencana tersebut dan menegaskan bahwa penjualan senjata AS tidak akan mencegah penyatuan kembali pulau Taiwan dengan China.

”Pasukan separatis kemerdekaan Taiwan dan aktivitas mereka merupakan ancaman terbesar bagi perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian pada bulan Maret. 

”Ini sia-sia untuk menggunakan senjata guna menolak penyatuan, dan pasti tidak ada jalan keluarnya.”

Taiwan telah memerintah sendiri pulau tersebut sejak berakhirnya perang sipil China pada tahun 1950. Namun Beijing tetap mempertahankan kedaulatannya atas pulau tersebut.

Penjualan senjata membutuhkan persetujuan kongres. Rencana ini muncul dua tahun setelah Presiden Barack Obama mengumumkan penjualan senjata AS senilai USD1,83 miliar ke Taiwan yang memicu reaksi marah dari China.

Paket senjata AS yang dijual kepada Taiwan sebelumnya mencakup dua kapal perang Angkatan Laut, rudal anti-tank dan kendaraan pengangkut amfibi. 

Sumber : SINDO

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait