Remaja 17 tahun Janji Nikahi Gurunya yang Usia 40an, Kini Calon Presiden Prancis Termuda


Pertunjukan teatrikal pada Mei 1993 menorehkan sejarah yang diabadikan dalam rekaman video.
Gambar tersebut memperlihatkan seorang remaja berambut gelap mencondongkan tubuhnya ke arah seorang wanita paruh baya.

Wanita bernama Brigitte Trogneux ini adalah guru drama remaja tersebut.Usai penampilannya yang mengesankan, tanpa ragu remaja yang masih berusia 15 tahun menghampiri gurunya.

Tubuhnya agak membungkuk, lalu mencium pipi wanita yang sudah berusia 40 tahun itu.Jodoh ada di tangan tuhan. Tanpa memandang latar belakang, status dan usia, bisa saja berjodoh. Siapa sangka, dua insan yang terpaut usia 25 tahun akan berjodoh di masa depan.

Bahkan menjadi sorotan masyarakat di Perancis karena berpotensi menjadi orang nomor satu di negara itu. Dia adalah Emmanuel Macron, kandidat Presiden Perancis yang berhasil memenangkan putaran pertama pemilu Minggu (23/4/2017).


Perhitungan sementara yang menunjukkan Emmanuel Macron unggul dan Marine Le Pen berada di posisi kedua.

Dari 89,7 persen surat suara yang sudah dihitung, Macron meraih 23,7 persen suara. Le Pen meraih 21,9 persen.

Francois Fillon dari konservatif di tempat ke tiga dengan 19,9 persen, dan kandidat extreme kiri Jean-Luc Melenchon mendapat 19,2 persen suara. Pemilihan putaran kedua akan diselenggarakan pada 7 Mei 2017.


Berdasarkan suara yang diperoleh, Macron dan Le Pen maju ke babak selanjutnya. Jika Macron berhasil menang pada putaran berikutnya, dia akan menjadi Presiden Perancis termuda. Saat ini usianya baru 39 tahun.
Menjelang penentuan akhir, keluarga calon presiden, termasuk Macron menjadi sorotan. Foto dan dokumentasi lamanya kembali beredar. Termasuk saat berusia 15 tahun dan mencium pipi guru yang kini menjadi istrinya.

Kisah cinta Macron memang menarik untuk disimak, terutama karena perbedaan usia yang sangat jauh.
Menurut laporan, dua tahun setelah foto tersebut, yaitu ketika usia Macron 17 tahun, dia telah membuat komitmen. Pria itu menyatakan janji untuk menikahi gurunya.


"Saat usianya 17 tahun, Emmanuel bilang pada saya, 'Apapun yang kamu lakukan, saya akan menikahimu!'," kata Trogneux pada majalah Paris Match tahun lalu.

Hubungan asmara keduanya baru dimulai setahun kemudian setelah pria pencinta sastra itu berakting di teater asuhan Trogneux.

Saat itu Macron hanyalah pemuda berusia 18 tahun di sekolah swasta di Amiens, utara Perancis, yang bercita-cita menjadi penulis novel.

Sedangkan Trogneux merupakan guru yang sudah menikah dan punya anak tiga. Mereka sering saling menelepon dan menghabiskan waktu berjam-jam lewat saluran telepon.

"Sedikit demi sedikit dia meluluhkan semua pendirian saya dengan cara yang sulit dipercaya, yaitu dengan kesabaran," kata Trogneux menceritakan kisah percintaan mereka dalam dokumenter televisi yang dilansir Daily Mail.

Orang tua tidak setuju anaknya menjalin tali asmara dengan guru yang berusia pantas jadi ibu. Mereka mengirim Macron sekolah ke Paris.

Tapi kemudian sang guru bercerai dengan suaminya, lalu menyusul Macron ke Paris. Sejak saat itu mereka menjadi pasangan hingga saat ini.

Macron dan Trogneux menikah pada 2007. Pria itu bangga memperkenalkan istri yang selalu setia mendampingi dalam setiap kampanye.

Dalam pidato di hadapan pendukungnya bulan lalu Macron bahkan mencium sang istri di panggung.
"Saya berhutang besar padanya karena dia berkontribusi menjadikan saya seperti sekarang," tutur Macron.

Kandidat Presiden Perancis ini berjanji tidak akan pernah meninggalkan istri. Wanita itu akan selalu memiliki peran dan tempat dalam mendampinginya jika berhasil menjadi presiden nanti.

Trogneux pun menyatakan kekaguman pada sang suami.Tahun lalu seorang reporter bertanya apakah Macron adalah politisi yang baik.Ia menjawab, 'Tak ada satupun bidang yang saya ketahui yang dia tidak cakap di sana," kata Trogneux.

Wanita itu juga setia mendampingi saat menghadapi isu yang menyebut Macron adalah seorang gay dan berkehidupan ganda. "Tuduhan liar ini sangat tidak mungkin! Istri saya selalu dalam hidup saya dari pagi hingga malam, dan seperti Popeye, saya adalah saya," kata Macron.

Sumber : sindonews

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait