![]() |
Kim Jong-Un (Foto: KCNA/Files via Reuters) |
Pyongyang - Korea Utara kembali melakukan uji tembak rudal balistik. Uni Eropa dan NATO kompak mengecam uji coba rudal itu dan menyebutnya sebagai ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional.
"Peluncuran ini dan sebelumnya merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional dan makin memperparah ketegangan di wilayah tersebut di saat de-eskalasi justru diperlukan," kata juru bicara urusan luar negeri Uni Eropa Maja Kocijancic dalam sebuah statemen seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (15/5/2017).
"DPRK (singkatan nama resmi Korut) diharapkan untuk mematuhi kewajiban internasionalnya: Korut harus menghentikan peluncuran ini dan menghentikan program rudal balistiknya secara penuh, terverifikasi dan tak berubah-ubah," imbuh Kocijancic.
Rudal tersebut diluncurkan pada Minggu (14/5) pagi waktu setempat dan bergerak sejauh lebih dari 700 kilometer sebelum jatuh di perairan Laut Timur.
Juru bicara NATO Oana Lungescu menyebut langkah Pyongyang tersebut "pelanggaran baru yang terang-terangan terhadap serangkaian Resolusi Dewan Keamanan PBB yang merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional".
Adapun Uni Eropa menyatakan pihaknya siap mendukung "dialog yang kredibel dan berarti" antara Pyongyang dan para pemimpin internasional.
Meski NATO juga menyerukan adanya dialog kredibel dengan komunitas internasional, NATO juga mengatakan bahwa Korut harus "menghentikan semua aktivitas yang berkaitan dengan rudal balistik dan program nuklir serta menghentikan semua program senjata pemusnah massal yang ada secara penuh dan terverifikasi.
Menurut para pengamat, peluncuran rudal tersebut merupakan ujian bagi Presiden baru Korea Selatan Moon Jae-In, seorang liberal yang telah menyampaikan keinginannya untuk meredakan ketegangan dengan Korut.
TEMPO