Amnesty International Tuding Militer Nigeria Terlibat Bentrok

Amnesty International Tuding Militer Nigeria Terlibat Bentrok
Tentara Nigeria berjaga-jaga di luar sebuah sekolah yang terletak di Chibok, sebelah timur laut Nigeria, pada 25 Maret 2016. (AFP Photo)
Organisasi Amnesty International, pada Jumat (22/4), menuding militer Nigeria dengan sengaja menembak mati lebih dari 350 umat Muslim Syiah, serta menguburkan mereka di kuburan massal dan menghancurkan bukti-bukti kejahatan.

Kelompok yang bergerak di bidang hak asasi ini juga menolak alasan tak berdasar dari tentara bahwa para pengunjuk rasa kelompok Gerakan Islam Nigeria (IMN) ingin membunuh panglima angkatan bersenjata sebelum bentrokan, pada Desember lalu.

Sedangkan pihak militer yang berulang kali melakukan pelanggaran terhadap warga sipil dalam memerangi anggota jihadis Muslim Sunni Boko Haram, tetap membela diri bahwa pasukannya sudah bertindak dengan tepat.

Bahkan Juru Bicara Pertahanan Brigadir Jenderal Rabe Abubakar menilai laporan Amnesty tidak adil karena militer tidak pernah diajak berkonsultasi sebelum dipublikasikan.

“Apabila mereka memiliki bukti yang tepat maka biarkan mereka keluarkan semua untuk diperlihatkan. Kami tidak dapat berhadapan dengan penduduk yang taat hukum. Siapa pun yang kami hadapi pastilah seorang penjahat dan musuh negara,” ujar dia kepada AFP.

Selain itu, muncul kekhawatiran tentang aksi militer yang dilancarkan kepada kelompok Syiah di Zaria dapat memicu kekerasan pemberontakan lain yang mirip dengan Boko Haram – di mana telah menyebabkan sekitar 20 ribu orang tewas sejak 2009.

Laporan Amnesty dikeluarkan setelah ada klaim bertentangan soal kekerasan di bagian utara kota. Pihak Amnesty pun berupaya menggali kebenaran soal pembunuhan yang melanggar hukum dan ditutup-ditutupi massal di Zaria

Aksi kekerasan selama dua hari dimulai pada 12 Desember, pada saat para pendukung IMN dari ulama pro-Iran, Ibrahim Zakzaky yang menghadiri upacara keagamaan menolak memberi izin lewat kepada iring-iringan staf panglima angkatan bersenjata.

Amnesty menyampaikan hasil penyelidikannya dengan menunjukkan bahwa militer telah bertindak melawan hukum dengan menembaki tanpa pandang buku ke arah para demonstran tak bersenjata.

“Tidak diketahui dengan jelas mengapa militer meluncurkan operasi militer semacam itu dalam menanggapi situasi hukum dan ketertiban. Tentara Nigeria tidak memberikan bukti yang mendukung klaimnya bahwa para pemrotes IMN berupaya membunuh kepala staf angkatan darat,” bunyi laporan.

Laporan itu juga menyebutkan militer Nigeria membakar orang hidup-hidup, menghancurkan bangunan dan membuang jasad-jasad korban ke kuburan massal. Namun sebagian besar bukti telah dihancurkan dengan hati-hati.

Alhasil, Amnesty menuding tentara mencoba menutupi pembantaian dengan membatasi akses ke lokasi-lokasi konflik.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait