KRI Slamet Riyadi–352 dilibatkan dalam misi pengawalan pembebasan sandera oleh kelompok terduga Abu Sayyaf cs.(int) |
Nasib pemulangan lima Warga Negara Indonesia (WNI) korban selamat dari penyanderaan kelompok separatis di Filipina ke Indonesia, saat ini sudah jelas.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Radar Tarakan dari sumber terpercaya, kepulangan lima WNI oleh Pemerintah Indonesia akan dilakukan hari ini (Jumat, 22/4) dan berlabuh di Tarakan, tepatnya di dermaga Lantamal XIII di Mamburungan.
Kelima ABK dari kapal tugboat Henry tersebut yakni Yohanis Serang, Sembara Oktafian, Rohaidi, Royke Frans Montolalu, dan Rumawi. Kelimanya merupakan korban yang selamat dari penyanderaan kelompok diduga Abu Sayyaf ini di perairan perbatasan Filipina-Malaysia pada Selasa (12/4).
Kelima ABK ini akan tiba sekira pukul 19.00 Wita dengan menaiki kapal TB Henry dan membawa tongkang Christy yang sempat dibajak dalam perjalanan dari Kota Cebu, Filipina, kembali menuju Tarakan, tepatnya pada titik koordinat 4*-31'26'' N/ 119*-00''00" E, atau sekitar 15 mil dari Tawau, Malaysia pada Selasa itu.
Adapun kedatangan mereka itu akan dikawal langsung oleh dua kapal KRI. “Dua kapal itu KRI Badau–841 dan KRI Slamet Riyadi–352 sudah jauh hari standby di laut perbatasan,” tutur Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Selain kelima ABK ini, sebenarnya ada satu ABK lagi yang selamat. Yakni Lambas Simanungkalit. Namun Lambas menderita luka tembak di bawah ketiak sebelah kirinya, hingga menengai bagian paru-paru. Sehingga Lambas tidak bisa pulang ke Indonesia lantaran masih menjalani perawatan medis yang kini dirawat di ruang intensive care unit (ICU) Hospital Tawau, Negara Bagian Sabah, Malaysia.