Manuver Kendaraan MCV Jepang

Tank Destroyer Jepang
Mobilitas dan daya tembak adalah kunci untuk membela sebuah negara kepulauan seperti Jepang yang memiliki beberapa pulau besar dan ratusan pulau kecil. Militer Jepang menyadari bahwa armada mereka yang berjumlah sekitar 700 + tank tidak akan banyak berguna, bila tetangga mereka Tiongkok menyerbu beberapa pulau mereka Jepang.

Mengirim tentara bersama dengan tank ke pulau-pulau Jepang yang jauh dari daratan utama akan membutuhkan waktu setidaknya seminggu, karena tank harus diangkut hanya dengan kapal landing atau feri.
Untuk itu, Jepang memutuskan untuk mengembangkan tank destroyer berbasis roda chassis 8 × 8 yang dilengkapi dengan meriam 105 mm, yang disebut Maneuver Combat Vehicle (MCV) atau Kidou-sentou-sha. Sebagai sebuah kendaraan, MCV menghadirkan daya gempur layaknya tank namun memiliki mobilitas yang tinggi. Kendaraan dengan berat 26 ton ini dapat memberikan dukungan tembakan untuk infanteri maupun menghancurkan tank dan kendaraan lapis baja musuh dengan memanfaatkan berbagai jenis amunisi pilihan dan berkecepatan tinggi.

MCV Jepang
MCV ini dirancang Jepang sedemikian rupa sehingga dapat diangkut oleh pesawat angkut militer terbaru mereka, C-2, dan disebarkan dalam hitungan jam pada setiap wilayah pulau untuk mengusir pasukan invasi.

Jepang berencana mengurangi jumlah tank tempur utama dari 760 menjadi 390 unit, dan menyebarkan sebagian tank tersisa ke pulau-pulau utama Hokkaido dan Kyushu. Sekitar 300 unit MCV akan disiapkan untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh 360 tank.

Meskipun MCV ini sangat kuat dan mobile, namun memiliki beberapa kelemahan. Kendaraan ini memiliki dasar yang relatif unarmored (tidak terproteksi) sehingga membuatnya rentan terhadap IED dan ranjau. Senjata masih menggunakan manual loader, sehingga mengurangi tingkat kecepatan tembakan. Namun kendaraan tempur ini dinilai Jepang sebagai game changer, jika terjadi serbuan dari China.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait