Luhut: Intelijen Secanggih Apa Pun Sulit Menduga Pikiran Orang

Foto ini dirilis oleh agensi berita China Xinhua, seorang pria tak dikenal dengan senjata, terduga pelaku, terlihat setelah ledakan menghantam kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, 14 Januari 2016. Serangkaian ledakan menewaskan sejumlah orang, terjadi baku tembak antara polisi dan beberapa orang yang diduga pelaku.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengakui sulitnya menduga pergerakan kelompok teroris. Pasalnya, pelaku teroris tidak menggunakan alat komunikasi, dan bergerak dalam kelompok-kelompok kecil.

"Intelijen secanggih apa pun akan sulit atau hampir tidak mungkin menduga pikiran orang dan pikiran hatinya," kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (15/1/2016).

Luhut mengungkapkan, intelijen berhasil mendapatkan informasi mengenai pergerakan kelompok Bahrun Naim sejak Desember 2015. 

Namun, kata Luhut, aparat keamanan tidak menduga jika kelompok ini akan beraksi di kawasan dekat Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016).

Ia melanjutkan, pergerakan kelompok teroris sulit diduga karena alur komunikasinya menggunakan kurir dan bergerak dalam kelompok kecil. 

Luhut bahkan menilai, pergerakan kelompok teroris lebih sulit diduga dibanding operasi militer.

"Jadi, yang tidak bisa kita duga adalah kapan, di mana, dan bagaimana mereka melakukan. Kalau operasi militer itu menggunakan peralatan komunikasi atau gerakan lebih besar, lebih ganpang dimonitor," kata Luhut.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait