Myanmar Perpanjang Darurat Militer di Perbatasan dengan China

MNDAA dibentuk dari sisa-sisa Partai Komunis Burma, pasukan gerilyawan yang melawan pemerintah Myanmar dan didukung China, yang pecah pada 1989.
Parlemen Myanmar melakukan pemungutan suara pada Selasa (18/8) dan hasilnya memutuskan bahwa darurat militer di daerah perbatasan dengan China yang bergolak akan diperpanjang selama tiga bulan. Bentrokan antara militer dan kelompok etnis bersenjata berlangsung di wilayah itu sejak Februari.

Bentrokan ini telah ikut memanaskan hubungan antara Myanmar dan China.

Serangkaian insiden di perbatasan juga menjadi masalah tersendiri bagi Presiden Thein Sein, yang berambisi ingin menandatangani gencatan senjata nasional dengan banyak kelompok etnis bersenjata di negara itu sebelum pemilu pada 8 November.

Pada Selasa, mayoritas anggota parlemen mendukung gerakan untuk melanjutkan darurat militer di Kokang di negara bagian Shan. Darurat militer memberikan kekuasaan yudisial dan administratif kepada militer.

Ketua Parlemen Shwe Mann mengatakan bahwa darurat militer masih diperlukan untuk menjaga kestabilan di wilayah itu. 

Presiden Thein Sein mengumumkan darurat militer selama tiga bulan darurat di Kokang pada 17 Februari lalu menyusul pertempuran antara militer Myanmar dan Aliansi Tentara Nasional Demokrat Myanmar (MNDAA).

Parlemen melakukan pemungutan suara guna memperpanjang darurat militer untuk pertama kalinya pada Mei lalu. 

MNDAA mengumumkan gencatan senjata sepihak pada bulan berikutnya setelah mendapat tekanan dari Beijing untuk mengakhiri konflik, tapi bentrokan tetap terjadi sejak itu.

MNDAA dibentuk dari sisa-sisa Partai Komunis Burma, pasukan gerilyawan yang melawan pemerintah Myanmar dan didukung China, yang pecah pada 1989.

Pemerintah telah mengecualikan kelompok ini dan dua kekuatan etnis bersenjata lain dari proses perdamaian. Namun beberapa kelompok etnis lain yang ikut serta dalam negosiasi pakta perdamaian ingin kelompok-kelompok yang dikecualikan itu diikutsertakan.

Kelompok etnis bersenjata akan bertemu pada Jumat mendatang di Chiang Mai, Thailand, untuk membahas langkah mereka selanjutnya. (CNN Indonesia)

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait