Pasca-Eksekusi, Tiga Kapal Perang Awasi Laut Dekat Australia

KRI milik TNI AL merapat di salah satu dermaga, KRI dikerahkan untuk menjaga teritori perairan Bali, hingga Cilacap Jawa Tengah. Selain itu KRI Diponegoro dan KRI Lambung Mangkurat, bertugas untuk pengamanan eksekusi mati di Nusakambangan.
Eksekusi mati delapan terpidana narkoba sudah dilaksanakan. Namun hingga hari ini dua kapal perang dan Satuan TNI AL masih berjaga di perairan Nusakambangan dan Cilacap, Jawa Tengah.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi mengatakan sampai saat ini ada tiga kapal yang bersiaga di perairan selatan Pulau Jawa. "Satu kapal patroli dari Lanal Cilacap, dibantu dua kapal perang jenis korvet dari Armada Timur," kata Ade kepada wartawan di Markas Pusat Polisi Militer Angkatan Laut, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis, 30 April 2015.

Kedua kapal perang yang bertugas itu adalah KRI Diponegoro 365 dan KRI Lambung Mangkurat 374. Menurut Ade, kedua kapal perang tersebut masih berjaga di perairan selatan Jawa sesuai perintah Panglima TNI Jenderal Moeldoko. 

Menurut Ade, kedua kapal perang itu sudah cukup menjaga perairan selatan Jawa. Sebab kedua radar kapal perang itu jika digabung mampu memantau seluruh perairan selatan Jawa yang menghadap Samudra Hindia itu. 

Delapan terpidana mati sudah dieksekusi di LP Besi, Nusakambangan, Rabu dinihari, 29 April 2015. Mereka adalah Martin Anderson (Nigeria), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), Okwudili Oyatanze (Nigeria), Sylvester Obiekwe Nwolise (Nigeria), Rodrigo Gularte (Brasil), Andrew Chan (Australia), Myuran Sukumaran (Australia), dan Zainal Abidin (Indonesia).

Dua terpidana Mary Jane Fiesta Veloso dari Filipina, dan Serge Areski Atlaoi dari Prancis ditunda eksekusinya. Serge sedang mengajukan gugatan PTUN dan Mary Jane menunggu proses hukum di Filipina. (TEMPO)

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait