Pesawat terbang tanpa awak. ANTARA/Widodo S Jusuf |
Jakarta: Drone atau pesawat terbang tanpa awak merupakan salah satu dari sekian gagasan yang disampaikan Joko Widodo pada debat akhir pekan lalu.
Jokowi ingin memiliki pesawat tersebut guna menjaga teritorial maritim Nusantara dari beragam ancaman, terutama untuk menghadapi kapal-kapal pencuri kekayaan laut.
Meski sempat dikritik beberapa kalangan karena ketiadaan satelit, gagasan Jokowi tersebut menjadi menarik untuk dikupas. Apa sebenarnya pesawat tanpa awak itu dan apa saja kemampuannya sehingga Jokowi berani mengajukannya sebagai aset pengawasan di Tanah Air?
Pesawat tanpa awak (unmanned aerial vehicle/UAV) atau drone adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri.
Penggunaan terbesar dari pesawat tanpa awak ini adalah di bidang militer. Semula, drone digunakan sebagai sasaran tembak. Perkembangan kontrol otomatis membuat pesawat sasaran tembak yang sederhana mampu berubah menjadi pesawat tanpa awak yang kompleks dan rumit.
Kontrol pesawat terbang tanpa awak ada dua variasi utama, variasi pertama yaitu dikontrol melalui pengendali jarak jauh dan variasi kedua adalah pesawat yang terbang secara mandiri berdasarkan program yang dimasukan kedalam pesawat sebelum terbang.
Saat ini, pesawat terbang tanpa awak mampu melakukan misi pengintaian dan penyerangan. Juga, semakin banyak digunakan untuk keperluan sipil seperti pemadam kebakaran , keamanan nonmiliter, atau pemeriksaan jalur pemipaan. Pesawat tanpa awak sering melakukan tugas yang dianggap terlalu kotor dan terlalu berbahaya utnuk pesawat berawak.
Pesawat ini memiliki sistem navigasi yang berbasis GPS. Pada uji penerbangan waypoint following (mengikuti titik-titik koordinat yang telah ditentukan) system navigasi ini bisa bekerja dengan baik. Navigasi berbasis GPS secara efektif memandu pesawat melakukan penerbangan PTTA melewati titik-titik koordinat yang telah diprogram dibantu dengan system autopilot.
PTTA memiliki fungsi utama sebagai pengintai. Dengan demikian, penempatan kamera video sebagai mata dari pesawat ini menjadi penting. Ada beberapa hal penting yang dipertimbangkan dalam penempatan kamera, antara lain memiliki sudut pandang yang terbuka, menjadi alat bantu pengendalian bagi pilot dan ditempatkan pada dudukan yang kukuh.
Saat ini pesawat terbang tanpa awak (PTTA) telah diproduksi oleh industri dalam negeri. Produk dalam negeri tersebut saat ini digunakan untuk kepentingan olahraga kedirgantaraan dan beberapa industri.
Jokowi ingin memiliki pesawat tersebut guna menjaga teritorial maritim Nusantara dari beragam ancaman, terutama untuk menghadapi kapal-kapal pencuri kekayaan laut.
Meski sempat dikritik beberapa kalangan karena ketiadaan satelit, gagasan Jokowi tersebut menjadi menarik untuk dikupas. Apa sebenarnya pesawat tanpa awak itu dan apa saja kemampuannya sehingga Jokowi berani mengajukannya sebagai aset pengawasan di Tanah Air?
Pesawat tanpa awak (unmanned aerial vehicle/UAV) atau drone adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri.
Penggunaan terbesar dari pesawat tanpa awak ini adalah di bidang militer. Semula, drone digunakan sebagai sasaran tembak. Perkembangan kontrol otomatis membuat pesawat sasaran tembak yang sederhana mampu berubah menjadi pesawat tanpa awak yang kompleks dan rumit.
Kontrol pesawat terbang tanpa awak ada dua variasi utama, variasi pertama yaitu dikontrol melalui pengendali jarak jauh dan variasi kedua adalah pesawat yang terbang secara mandiri berdasarkan program yang dimasukan kedalam pesawat sebelum terbang.
Saat ini, pesawat terbang tanpa awak mampu melakukan misi pengintaian dan penyerangan. Juga, semakin banyak digunakan untuk keperluan sipil seperti pemadam kebakaran , keamanan nonmiliter, atau pemeriksaan jalur pemipaan. Pesawat tanpa awak sering melakukan tugas yang dianggap terlalu kotor dan terlalu berbahaya utnuk pesawat berawak.
Pesawat ini memiliki sistem navigasi yang berbasis GPS. Pada uji penerbangan waypoint following (mengikuti titik-titik koordinat yang telah ditentukan) system navigasi ini bisa bekerja dengan baik. Navigasi berbasis GPS secara efektif memandu pesawat melakukan penerbangan PTTA melewati titik-titik koordinat yang telah diprogram dibantu dengan system autopilot.
PTTA memiliki fungsi utama sebagai pengintai. Dengan demikian, penempatan kamera video sebagai mata dari pesawat ini menjadi penting. Ada beberapa hal penting yang dipertimbangkan dalam penempatan kamera, antara lain memiliki sudut pandang yang terbuka, menjadi alat bantu pengendalian bagi pilot dan ditempatkan pada dudukan yang kukuh.
Saat ini pesawat terbang tanpa awak (PTTA) telah diproduksi oleh industri dalam negeri. Produk dalam negeri tersebut saat ini digunakan untuk kepentingan olahraga kedirgantaraan dan beberapa industri.
Sumber : Metrotv