Drone |
Dilansir dari Ubergizmo, beberapa waktu yang lalu, Alibaba telah melakukan investasi besar dengan OUYA senilai Rp 126,45 miliar. Investasi besar ini, bertujuan untuk merencanakan ide luar biasa mengirimkan barang ke publik dengan menggunakan drone.
Meski begitu, tidak semua barang bisa dikirim dengan teknologi tersebut. Pengiriman barang yang mampu dibawa maksimal berbobot 340 gram. Melihat keseriusan Alibaba akan menggunakan drone, bagaimana dengan perusahaan sejenis di Indonesia?
Pertanyaan yang diajukan oleh Merdeka.com kepada perusahaan yang terkait, tentu saja sempat membuat salah satu narasumber dari beda perusahaan tertawa. "Ha...ha...masih dijajaki aturan penerbangan," kata Hendrik Tio, CEO Bhinneka.com, (19/2).
Namun, ide yang dilakukan Alibaba, menurutnya, bisa dijadikan referensi lebih jauh. Tio - sapaan akrab Hendrik Tio - menjelaskan bahwa perusahaan yang digawanginya itu mengakui dengan skala drone seperti Alibaba masih menjadi perbincangan saja. "Belum sampai tahap rencana," ungkapnya.
Meski, kata dia, saat ini Bhinneka.com tengah mencoba-coba hal itu dengan yang terkecil dahulu. "Saat ini masih belum jelas. Kami sih baru coba-coba yang kecil untuk main-main. Belum yang ukuran besar dan mungkin tidak dalam waktu dekat ya," jelasnya.
Hal ini karena menurutnya, masih banyak persiapan dari sisi teknologinya. "Masih banyak persiapan yang mesti ada plus teknologi dari drone itu sendiri," ucapnya.
Sementara itu, hal serupa juga ditanyakan kepada CEO RPX, Andry Adiwinarso. Dia mengaku belum mengarah ke cara tersebut. "Belum. Belum kesana kita," singkatnya melalui pesan singkat. Melihat fenomena penggunaan teknologi drone untuk pengiriman barang, kira-kira berapa lama lagi perusahaan logistik maupun e commerce akan menggunakannya? Sabar saja.
Sumber
Meski begitu, tidak semua barang bisa dikirim dengan teknologi tersebut. Pengiriman barang yang mampu dibawa maksimal berbobot 340 gram. Melihat keseriusan Alibaba akan menggunakan drone, bagaimana dengan perusahaan sejenis di Indonesia?
Pertanyaan yang diajukan oleh Merdeka.com kepada perusahaan yang terkait, tentu saja sempat membuat salah satu narasumber dari beda perusahaan tertawa. "Ha...ha...masih dijajaki aturan penerbangan," kata Hendrik Tio, CEO Bhinneka.com, (19/2).
Namun, ide yang dilakukan Alibaba, menurutnya, bisa dijadikan referensi lebih jauh. Tio - sapaan akrab Hendrik Tio - menjelaskan bahwa perusahaan yang digawanginya itu mengakui dengan skala drone seperti Alibaba masih menjadi perbincangan saja. "Belum sampai tahap rencana," ungkapnya.
Meski, kata dia, saat ini Bhinneka.com tengah mencoba-coba hal itu dengan yang terkecil dahulu. "Saat ini masih belum jelas. Kami sih baru coba-coba yang kecil untuk main-main. Belum yang ukuran besar dan mungkin tidak dalam waktu dekat ya," jelasnya.
Hal ini karena menurutnya, masih banyak persiapan dari sisi teknologinya. "Masih banyak persiapan yang mesti ada plus teknologi dari drone itu sendiri," ucapnya.
Sementara itu, hal serupa juga ditanyakan kepada CEO RPX, Andry Adiwinarso. Dia mengaku belum mengarah ke cara tersebut. "Belum. Belum kesana kita," singkatnya melalui pesan singkat. Melihat fenomena penggunaan teknologi drone untuk pengiriman barang, kira-kira berapa lama lagi perusahaan logistik maupun e commerce akan menggunakannya? Sabar saja.
Sumber