Sejumlah tank milik pasukan Turki berbaris menjaga perbatasan Turki-Suriah di Suruc, untuk memantau pegerakan dari militan Negara Islam (IS), 6 Oktober 2014. AP/Lefteris Pitarakis |
Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama dengan pemerintah Turki untuk membuat tank tempur ukuran sedang. Kerja sama tersebut tertuang dalam nota kesepahaman yang diteken dalam pameran alat utama sistem persenjataan Indo Defence 2014 di Jakarta International Expo Kemayoran, Jumat, 7 November 2014.
Dalam kerja sama tersebut ada dua perusahaan yang ditunjuk, yakni PT Pindad dari Indonesia dan FNSS dari Turki. FNSS adalah produsen tank yang sudah cukup makan asam garam pembuatan kendaraan tempur lapis baja tersebut.
Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Timbul Siahaan mengatakan kerja sama ini dijalin dalam beberapa tahun terakhir. "Kerjasama ini lahir karena hubungan bilateral kedua negara yang baik dan lama," kata Timbul seusai penandatanganan nota kesepahaman.
Timbul mengatakan bahwa jenis tank medium yang akan diproduksi kedua negara sesuai dengan permintaan TNI Angkatan Darat. Namun, Timbul enggan menyebutkan spesifikasi tank tersebut. Secara umum, tank medium memiliki bobot antara 25-40 ton dan mengendong meriam kaliber 90-105 milimeter.
Timbul mengatakan ketika program pembuatan tank dimulai, sejumlah tenaga ahli Pindad akan dikirim ke pabrik FNSS. Di sana para ahli Pindad akan belajar membuat tank. "Jika sudah bisa, mereka akan pulang dan membuat tank sendiri," ujarnya.
Kepala Hubungan Internasional Kementerian Pertahanan Turki, Abdullah Erol Aidin, mengatakan tim dari Pindad dan FNSS akan membuat dua purwarupa tank medium. Satu purwarupa dibuat di Turki, dan satunya lagi dibikin di Indonesia. "Kami punya waktu tiga tahun untuk membuat dua purwarupa tersebut," kata Abdullah Erol.
Komandan Pusat Pendidikan Kavaleri TNI AD Kolonel (Kavaleri) Widhioseno mengatakan sampai saat ini Indonesia belum memiliki tank medium. TNI AD bertumpu pada tank ringan tua AMX-13 dan Scorpion. "Kami berharapan punya tank dengan jumlah yang sesuai dengan wilayah daratan kepulauan yang luas," kata dia.
Sumber : Tempo