Tantang Dunia Militer Semakin Beragam

Tentara Nasional Indonesia (TNI) baru saja merayakan Hari Ulang Tahun yang ke 69 pada 7 Oktober 2014, kemarin. Tantangan di dunia militer pun semakin beragam.

Pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas NH Kertopati (Nuning) mengatakan, TNI tak lagi menghadapi perang secara nyata, melainkan ada tantangan perang cyber atau perang di dunia maya.

"Kini kita rasakan adanya pergeseran ancaman terhadap negara, kini tak lagi sebatas ancaman perang tradisional. Adanya ancaman cyber war, perang asimetrik dan saat ini yang sedang 'hot' dibicarakan proxy war (dengan menggunakan pihak ketiga)," ungkap Nuning hari ini.

Dia menambahkan, adanya berbagai ancaman cyber itu tentu kini TNI tak lagi konsen terhadap perebutan teritorial langsung, tapi lebih kepada otoritas penguasaan kedaulatan melalui tekhnologi dan psywar.

"Hal ini berdampak lebih luas bisa masuk ke relung-relung ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Istilah ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya (ipoleksosbud) bangsa dan bila kita tak waspada, maka bukan tak mungkin kita dapat dilumpuhkan dengan cara itu sebagai bangsa," paparnya.

Oleh karenanya, Nuning meminta, para prajurit TNI harus dilatih untuk bisa mewaspadai adanya serangan cyber tersebut. "Justru itu prajurit TNI juga harus pintar dan memiliki profesionalitas teruji," tutup mantan Anggota Komisi I DPR itu.

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait