SUKHOI |
Seluruh pesawat tempur Sukhoi Su-30MKI Angkatan Udara India saat ini dikandangkan sementara menunggu hasil pemeriksaan skala besar.
Dikandangkannya seluruh Su-30MKI Angkatan Udara India ini menyusul insiden kecelakaan pada tanggal 14 Oktober lalu, dimana SU-30MKI jatuh di dekat Stasiun Angkatan Udara Pune Lohegaon saat latihan penerbangan rutin. Kecelakaan ini merupakan kecelakaan terbaru dari serangkaian kecelakaan Su-30MKI Angkatan Udara India.
Sang pilot, Wing Commander Sidharth V. Munje dan Flying Officer Anup Kumar berhasil selamat dan tim penyelidik telah dibentuk guna mencari penyebab kecelakaan.
Antara tahun 2009 hingga 2013, telah ada empat kecelakaan Su-30MKI Angkatan Udara India. Dan kecelakaan terbaru ini adalah kecelakaan kelima Su-30MKI Angkatan Udara India dalam lima tahun terakhir. Yang menarik, Wing Commander Sidharth V. Munje adalah juga merupakan pilot Su-30MKI pada kecelakaan Su-30MKI pertama tahun 2009.
"Armada (Su-30MKI) telah dikandangkan dan tengah menjalani pemeriksaan teknis terkait kecelakaan terbaru di Pune," ujar perwakilan Angkatan Udara India Wing Commander Simranpal Singh Birdi. "(Armada) akan kembali mengudara setelah selesai pemeriksaan menyeluruh."
Su-30MKI adalah varian ekspor dari Su-30 yang hanya digunakan oleh India. Pengiriman dimulai pada tahun 2002. Hingga bulan Agustus lalu, jumlah Su-30MKI yang dioperasikan Angkatan Udara India telah mencapai 200 unit, sementara 70 unit lainnya masih dalam order.
Mengusung dua mesin Lyulka AL-31FP thrust-vectoring turbofan, yang masing-masing menghasilkan daya dorong 27.500 pon, Su-30MKI mampu mencapai kecepatan Mach 2,35 (2.878 km per jam) dan jangkauan maksimum 3.000 kilometer. Persenjataannya terdiri dari kanon GSH-30-1 tunggal, rudal udara ke udara, rudal udara ke permukaan, dan berbagai jenis bom.
Su-30MKI, yang dikenal oleh NATO sebagai "Flanker H" ini dikembangkan oleh Rusia melalui Sukhoi Aviation Corporation. Di bawah lisensi, India memproduksi sendiri pesawat tempur ini melalui perusahaan dirgantara Hindustan Aeronautics. Saat ini, Su-30MKI menjadi petempur udara garis depan Angkatan Udara India disamping MiG-29 dan Mirage 2000.
Dengan dikandangkannya seluruh Su-30MKI, jumlah skuadron tempur operasional Angkatan Udara India berkurang menjadi 34 skuadron, sementara sebelumnya 44 skuadron. "Pengandangan armada (Su-30MKI) dilakukan karena penyebab kecelakaan belum diketahui," mengutip pernyataan mantan Kepala Staf Angkatan Udara India Air Chief Marshal Fali Major dalam komentarnya yang dikutip laman Hindustan Times. "Ini serius," Major menambahkan. (artileri)