Belum Dipasarkan, N219 Telah Dipesan 150 Unit

N219 LAPAN
Meski belum diproduksi secara massal, baru hanya prototipenya saja, pesawat N219 sudah kebanjiran order. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mencatat, setidaknya ada pesanan 150 unit N219 dari beberapa maskapai penerbangan dan industri.

"Lapan hanya sebagai litbang saja yang melakukan risetnya, yang memproduksi massal itu PT DI (Dirgantara Indonesia). Berdasarkan informasi yang kita punya, ada Lion Air yang tertarik," ujar Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Lapan, Jasyanto, ketika dihubungi VIVAnews, Selasa 9 September 2014.

Jasyanto menuturkan, selain Maskapai Perbangan Lion Air, ada juga dari Nusantara Buana Air, Pemerintah Daerah (Pemda) Papua dan Papua Barat, Pemda Aceh, Pemda Sulawesi, dan Pemda Riau.

Dia menambahkan, N219 merupakan jawaban dari kebutuhan domestik yang dapat memenuhi transportasi antarpulau yang memiliki landasan pacu terbatas, seperti di daerah timur Indonesia.

"Tentu, diharapkan N219 ini akan menjadi pesawat komersil. Itu sudah menjadi target," kata dia.

Jasyanto mengaku adanya kendala di Lapan, sebagai pihak yang melakukan riset sedari awal, terkait pengembangan suksesor pesawat N250 tersebut.

"Keterbatasan sudah pasti dana untuk litbang (riset). Dari awal hingga rampung, N219 ini mengeluarkan biaya sekitar Rp400 miliar," keluh dia.

Selain itu, Lapan yang baru diamanatkan untuk mengembangkan pesawat buatan sendiri sejak 2012 lalu, awalnya cukup kesulitan mengenai sumber daya manusia (SDM) yang tersedia.

"Namun, itu bisa diatasi dengan kami merekrut orang-orang yang berpengalaman di bidangnya. Bila ditotalkan dengan PT DI, untuk mengembangkan N219 butuh sekita 100 orang," jelasnya.

Lapan dan PT DI hari ini melakukan First Cutting Detail Part Manufacturing N219 di Bandung. Ini merupakan pemotongan pertama Detail Part Manufacturing (DPM), pertanda dimulainya pembuatan komponen airframe N219. 

VIVANEWS

Ikuti kami di instagram @militerysindonesia

Artikel Terkait