Pakistan telah melantik sistem pertahanan rudal canggih LY-80 buatan China untuk mengamankan wilayah udara dari segala macam ancaman, menurut pernyataan ISPR.
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Qamar Bajwa, yang merupakan tamu utama pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa sistem pertahanan rudal tersebut akan meningkatkan kemampuan Pakistan untuk mempertahankan ibu pertiwi.
LY-80 adalah sistem rudal pertahanan darat-ke-udara buatan China. Ini adalah versi darat dari sistem HQ-16 yang digunakan pada kapal perang yang menggunakan kontainer peluncur vertikal (VLS). Rudal HQ-16A didasarkan pada pengembangan bersama sistem rudal permukaan-ke-udara (SAM) Buk-M1 dan Ural/Buk-2M Rusia, untuk digunakan dari kendaraan darat dan selanjutnya dibuat versi kapal lautnya.
Rudal ini mampu menyerang target udara pada ketinggian dengan jangkauan medium LY-80 juga mampu mencegat sasaran yang terbang sangat rendah pada jarak hingga 40 kilometer, rudal ini untuk mengisi kesenjangan antara sistem SAM jarak pendek HQ-7 dan sistem SAM jarak jauh HQ-9.
Pada bulan Mei 2016, Pentagon telah merilis sebuah laporan bahwa China sedang mempertimbangkan untuk membangun tambahan hub logistik Angkatan Laut di negara-negara yang memiliki hubungan jangka panjang dan kepentingan strategis yang sama “seperti Pakistan”.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa Pakistan tetap sebagai “pelanggan utama” untuk senjata konvensional China.
“Kami telah melihat peningkatan kemampuan dan postur kekuatan militer China di daerah dekat perbatasan dengan India”, kata Deputi Menteri Pertahanan AS untuk Asia Timur Abraham M. Denmark kepada wartawan.
“Sulit untuk mengatakan berapa banyak Pakistan memiliki ini didorong oleh pertimbangan internal untuk menjaga stabilitas internal dan berapa banyak dari itu yang menjadi pertimbangan eksternal”, tambahnya.
Laporan Pentagon juga menjelaskan ketegangan antara China dan India juga menyebabkan keprihatinan.